kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   0,00   0,00%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Ahli hukum: Gugatan Trump tak akan mengubah hasil pemilihan AS


Jumat, 06 November 2020 / 11:24 WIB
Ahli hukum: Gugatan Trump tak akan mengubah hasil pemilihan AS
ILUSTRASI. Presiden AS Donald Trump meminta pengacaranya untuk menggugat hasil perhitungan suara di sejumlah negara bagian. REUTERS/Mike Blake


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - WILMINGTON. Presiden AS Donald Trump meminta pengacaranya untuk menggugat hasil perhitungan suara di sejumlah negara bagian. Akan tetapi, para ahli hukum mengatakan, gugatannya itu tak akan mengubah hasil yang sudah ada.

Melansir Reuters, ketika jalan Trump menuju kemenangan menyempit, tim kampanyenya pada hari Kamis meningkatkan gugatan hukum dan mengatakan pihaknya berencana untuk mengajukan gugatan kasus terbaru di Nevada.

Sebelumnya, pada hari Rabu, tim kampanye Trump menggugat perhitungan suara di Michigan, Pennsylvania, dan Georgia.

Reuters memberitakan, para ahli mengatakan proses pengadilan itu berfungsi untuk menunda penghitungan suara dan menunda media besar untuk menyatakan Biden sebagai pemenang, yang akan memiliki implikasi politik yang mengerikan bagi Trump.

Baca Juga: Biden unggul, Trump pasang mode tempur

"Manuver hukum saat ini merupakan cara tim kampanye Trump untuk mencoba memperpanjang permainan bola dengan harapan jangka panjang bahwa beberapa anomali serius akan muncul," kata Robert Yablon, seorang profesor di Fakultas Hukum Universitas Wisconsin-Madison. “Sampai sekarang, kami belum melihat indikasi penyimpangan sistematis dalam penghitungan suara.”

Manajer tim kampanye Trump Bill Stepien mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu bahwa tuntutan hukum tersebut bertujuan untuk memastikan suara sah dihitung.

"Tuntutan hukum itu tidak ada gunanya," kata Bob Bauer, yang merupakan bagian dari tim hukum Biden. “Maksud dari aksi mereka untuk memberikan tim kampanye Trump kesempatan untuk menyatakan penghitungan suara harus dihentikan. Hal itu tidak akan berhenti.”

Baca Juga: Biden semakin mendekati kemenangan, Trump ajukan gugatan hukum

Menurut para ahli, pada akhirnya, agar tuntutan hukum berdampak, persaingan harus bergantung pada hasil dari satu atau dua negara bagian yang dipisahkan oleh beberapa ribu suara.

Di Michigan dan Pennsylvania, Trump meminta pengadilan untuk sementara waktu menghentikan penghitungan suara karena pengamat dari tim kampanyenya diduga ditolak untuk hadir dalam proses penghitungan.

Kasus Michigan dibatalkan pada hari Kamis, tetapi pengadilan Pennsylvania memerintahkan agar pengamat tim kampanye Trump diberikan akses yang lebih baik untuk proses penghitungan di Philadelphia.

Baca Juga: Rusia: Ketidakpastian hasil Pilpres AS berdampak negatif terhadap urusan global

Di Mahkamah Agung, tim kampanye Trump berusaha untuk membatalkan pemungutan suara yang dikirim melalui surat di Pennsylvania yang bercap pos pada Hari Pemilu, tetapi tiba pada akhir Jumat.

Sedangkan di Georgia, timkampanye Trump meminta hakim untuk meminta Chatham County memisahkan surat suara yang datang terlambat untuk memastikan surat suara itu tidak dihitung, tetapi kasus itu dibatalkan pada hari Kamis.

Danielle Lang, yang mengadvokasi hak suara di Campaign Legal Center, mengatakan Trump memiliki sejarah panjang dalam upaya memunculkan ketidakpercayaan dalam sistem pemilihan AS.

Baca Juga: Melihat dampak sektor perdagangan Indonesia-AS bila Biden terpilih jadi Presiden

"Tuduhan 'penyimpangan' - didukung oleh tuntutan hukum, bahkan yang sembrono - berpotensi menjadi narasi itu," katanya kepada Reuters.

"Proses pengadilan tampak lebih seperti upaya untuk memungkinkan Trump secara retoris mencoba mendelegitimasi kekalahan pemilu," kata Joshua Geltzer, profesor di Institut Advokasi & Perlindungan Konstitusional Georgetown Law.

Selanjutnya: Jurnalis asing: Saling klaim kemenangan, Pemilu AS mirip dengan Pemilu Indonesia



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×