Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Badan antariksa Rusia, Roscosmos, mengatakan bahwa pihaknya siap meluncurkan stasiun luar angkasa sendiri. Jika, izin dari presiden didapat, stasiun luar angkasa Rusia ini diharapkan bisa berada di orbit Bumi pada tahun 2030.
Proyek besar Roscosmos ini sekaligus menandai babak baru dalam upaya eksplorasi luar angkasa Rusia yang telah berlangsung selama puluhan tahun. Rusia juga akan mengakhiri kerja sama yang terjalin selama dua dekade dengan AS (NASA) dan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
"Jika pada 2030, sesuai dengan rencana kami, kami bisa meletakkannya di orbit, itu akan menjadi terobosan besar. Keinginan kami dalam eksplorasi ruang angkasa tetap ada," ungkap kepala Roscosmos, Dmitry Rogozin, seperi dikutip Reuters dari Interfax.
Interfax, dari sumber yang tidak disebutkan, mengutip bahwa Rusia berencana menghabiskan hingga US$ 6 miliar untuk meluncurkan proyek tersebut.
Kosmonot Rusia telah bekerja bersama astronot dari 17 negara lain, termasuk AS, di ISS sejak 1998. Hubungan Rusia dan AS kini sedang dalam krisi terkait hak asasi manusia, serangan siber, dan masalah lainnya.
Baca Juga: Raih kontrak Rp 42 triliun dari NASA, Elon Musk bangun pesawat ruang angkasa ke bulan
Kerja sama Rusia dan AS di luar angkasa merupakan salah satu bidang kerja sama terdekat yang dilakukan kedua negara. Jangka waktu kerja samanya pun terbilang panjang. Beragam krisis hubungan belakangan ini kemungkinan membuat Rusia angkat kaki dari ISS.
Wakil Perdana Menteri Yuri Borisov mengatakan kepada Russian TV akhir pekan lalu bahwa Rusia akan segera mengabarkan kepada para mitranya di luar angkasa bahwa mereka akan meninggalkan proyek ISS mulai tahun 2025.
Soal teknis, Rogozin membocorkan bahwa stasiun luar angkasa Rusia kemungkinan besar tidak akan diawaki secara permanen karena jalur orbitnya akan memaparkannya ke radiasi yang lebih tinggi.
Kosmonot Rusia tetap akan mengunjungi stasiun tersebut dan segala operasionalnya akan dilakukan oleh kecerdasan buatan (AI) dan sistem robotika.
Rogozin juga mengindikasikan bahwa Rusia akan memberikan izin kepada astronot asing untuk mampir ke stasiun luar angkasa Rusia tersebut.