Reporter: Rika Theo, Reuters, NYTimes |
NEW YORK. Saham pemerintah Amerika Serikat (AS) di American International Group Inc (AIG) kini tersisa 19%, dari yang sebelumnya 53%. AS telah melego sahamnya kemarin malam (10/9) bahkan mencetak laba US$ 12,4 miliar dari penjualan itu.
Kementerian Keuangan AS menjual saham bernilai US$ 18 miliar itu dengan harga US$ 32,50 per saham. Penjualan tersebut mencetak sejarah secondary offering terbesar di AS. AIG sendiri memborong kembali sahamnya yang bernilai US$ 5 miliar.
Para underwriter atau penjamin emisi penjualan saham AIG memiliki opsi untuk membeli US$ 2,7 miliar saham AIG lagi dalam 30 hari ke depan.
Harga penjualan US$ 32,50 tersebut sebenarnya lebih rendah 4% dibandingkan harga penutupan AIG di bursa New York, Jumat (7/9). Bahkan lebih rendah dari harga penutupan saham AIG Senin (10/9) ketika penjualan berlangsung yang sebesar US$ 33,3 per saham.
Namun di harga itu pun, penjualan saham AIG sudah lebih tinggi dibandingkan harga impas alias break even investasi AS pada AIG di level US$ 28,73 menurut Kementerian Keuangan AS.
Pada Mei lalu, Government Accountability Office AS memperkirakan bahwa pembayar pajak dapat meraup untung US$ 15,1 miliar dari bailout AIG. Namun untuk mencapai angka itu, Kementerian Keuangan mesti menjual sisa saham AIG di sekitar US$ 39 per saham.
Babak baru sejarah bailout AIG
Dengan penjualan besar tersebut, Kementerian Keuangan AS dan AIG merealisasikan tujuan jangka panjang untuk mengurangi kepemilikan saham pemerintah di perusahaan asuransi itu.
Pemerintah AS kini hanya menjadi pemegang saham minoritas AIG.
Penjualan itu juga mengantar AIG ke babak baru pasca bailout. Sebagai pengingat, pada 2008 Pemerintah AS menyelamatkan AIG dari jurang krisis dengan menyuntikkan US$ 182 miliar. Sebagai gantinya, pemerintah AS memperoleh hampir 80% saham AIG.
“Mengambil langkah untuk menstabilkan AIG dulu merupakan hal yang seharusnya tak pernah pemerintah lakukan. Tapi kami tak punya pilihan yang lebih baik pada saat itu untuk melindungi ekonomi AS dari kehancuran yang dapat diakibatkan oleh kolapsnya AIG,” kata Menteri Keuangan AS Timothy Geithner dalam pernyataannya kemarin.