Sumber: Al Jazeera,Channel News Asia | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - Menteri luar negeri Rusia dan Ukraina akan mengadakan pembicaraan tatap muka di Turki, dalam kontak tingkat tinggi pertama antara kedua negara sejak Moskow menginvasi bekas tetangga Soviet bulan lalu.
Pejabat dari Kyiv dan Moskow telah mengadakan beberapa putaran diskusi, tetapi pertemuan pada Kamis (10/3) di Kota Antalya, Turki, merupakan pertama kalinya Rusia mengirim seorang menteri untuk membahas krisis tersebut.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mendarat di Antalya untuk negosiasi “tentang Rusia menghentikan permusuhan dan mengakhiri perang melawan Ukraina,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina Oleg Nikolenko di Twitter, seperti dikutip Al Jazeera.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov juga sudah berada di Turki.
Dialog antara Kyiv dan Moskow sejauh ini menghasilkan beberapa gencatan senjata dan koridor kemanusiaan untuk mengevakuasi penduduk, tetapi Rusia dituduh melanggar perjanjian itu.
Baca Juga: Rusia: Ada Beberapa Kemajuan dalam Negosiasi dengan Ukraina untuk Selesaikan Konflik
Kuleba mengatakan dalam sebuah video di Facebook, harapannya "terbatas" karena Rusia melanjutkan pengeboman dan pengepungan kota-kota besar Ukraina. Keberhasilan diskusi akan tergantung pada “instruksi dan arahan apa yang Lavrov lakukan” dari Kremlin.
“Saya tidak menaruh harapan besar pada mereka, tetapi kami akan mencoba dan mendapatkan hasil maksimal dari pembicaraan,” ungkap Kuleba. Ia menambahkan, timnya akan “menekan secara maksimal”.
"Saya akan menuntut gencatan senjata untuk membebaskan wilayah kami, dan tentu saja untuk menyelesaikan masalah kemanusiaan, atau lebih tepatnya bencana yang diciptakan oleh militer Rusia," sebutnya.
“Karena tindakan Angkatan Bersenjata Ukraina, serta tindakan terkoordinasi dengan mitra mengenai sanksi, saya akan negosiasi ini dalam posisi yang kuat,” imbuh Kuleba, seperti dilansir Al Jazeera.
Baca Juga: Rusia Bombardir Rumah Sakit Bersalin, Zelenskyy: Genosida di Ukraina Sedang Terjadi
Moskow telah menyatakan siap untuk melakukan pembicaraan dengan Ukraina, tetapi semua tuntutannya termasuk Kyiv mengambil posisi netral dan membatalkan niat untuk bergabung dengan NATO harus dipenuhi untuk mengakhiri serangan.
Sebelumnya, Rusia mengatakan pada Rabu (9/3), negosiasi dengan Ukraina untuk menyelesaikan konflik membuat kemajuan.
"Beberapa kemajuan telah dibuat," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova, mengacu pada tiga putaran pembicaraan dengan Ukraina, seperti dikutip Channel News Asia.
Pejabat Ukraina dan Rusia telah bertemu di perbatasan Belarusia-Polandia untuk pembicaraan guna mengakhiri pertempuran. Zakharova menyatakan, putaran pembicaraan lain akan fokus pada koridor kemanusiaan untuk mengevakuasi warga sipil.