kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Rusia Bombardir Rumah Sakit Bersalin, Zelenskyy: Genosida di Ukraina Sedang Terjadi


Kamis, 10 Maret 2022 / 13:24 WIB
Rusia Bombardir Rumah Sakit Bersalin, Zelenskyy: Genosida di Ukraina Sedang Terjadi
ILUSTRASI. Rumah sakit bersalin dan anak-anak yang diserang pasukan Rusia di Mariupol, Ukraina, 9 Maret 2022. Militer Ukraina/Handout via REUTERS.


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - KYIV. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menuduh Rusia sedang melancarkan aksi genosida setelah membombardir rumah sakit bersalin di Kota Mariupol pada Rabu (9/3).

Dilansir dari Reuters, Dewan Kota Mariupol melaporkan serangan tersebut melukai banyak wanita yang sedang dalam proses persalinan. Banyak anak-anak juga dilaporkan terjebak dalam reruntuhan rumah sakit.

Presiden Zelenskyy mengecam aksi Rusia yang dengan tega menyerang rumah sakit bersalin. Baginya, saat ini genosida sedang terjadi di Ukraina.

"Negara macam apa ini, Federasi Rusia, yang takut pada rumah sakit bersalin, dan menghancurkannya? Ini bukti bahwa genosida Ukraina sedang terjadi," ungkap Zelenskyy dalam pidato yang disiarkan televisi pada Rabu malam.

Baca Juga: Ukraina dan Rusia Akan Berhadapan di Mahkamah Internasional Atas Klaim Genosida

Kepada Reuters, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, pasukan Rusia tidak menembaki sasaran sipil melainkan bertujuan untuk melucuti senjata Ukraina dan mengusir para pemimpin neo-Nazi.

Serangan terhadap rumah sakit bersalin di Mariupol terjadi ketika Rusia berjanji untuk menghentikan penembakan hingga warga sipil yang terperangkap dapat melarikan diri dari kota itu.

Ratusan ribu penduduk di Mariupol telah berlindung tanpa air atau listrik selama lebih dari seminggu.

Baca Juga: Rusia: Ukraina akan Meledakkan Reaktor Nuklirnya dan Menuduh Rusia Sebagai Pelaku

Badan Hak Asasi Manusia PBB mengatakan, sedang memverifikasi jumlah korban di Mariupol. PBB juga terus memantau nasib 2 juta orang pengungsi yang melarikan diri dari Ukraina.

Badan Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) pada Rabu menyatakan, ada lebih dari 1 juta anak-anak telah meninggalkan negara itu sejak invasi Rusia dimulai pada 24 Februari. UNICEF melaporkan setidaknya 37 anak tewas dan 50 lainnya terluka.

Sementara Komite Palang Merah Internasional (ICRC) menyebutkan, rumah-rumah telah hancur di seluruh Ukraina. Kondisi ini mengakibatkan ratusan ribu orang tidak memiliki makanan, air, pemanas, listrik, dan perawatan medis.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×