Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Durian segar Malaysia akan segera dikirim ke China. Hal ini disepakati seiring para pejabat kedua negara menandatangani sejumlah kesepakatan perdagangan dan ekonomi pada hari Rabu (19/6/2024), saat Perdana Menteri China Li Qiang berkunjung untuk merayakan setengah abad hubungan diplomatik dengan Malaysia.
Melansir AP, Li mengadakan pembicaraan pribadi dengan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim di ibu kota administratif pemerintah Putrajaya sebelum mereka bertemu dengan delegasi mereka.
Kedua pemimpin menyaksikan penandatanganan berbagai perjanjian, termasuk perjanjian baru berdurasi lima tahun untuk kerja sama ekonomi dan perdagangan yang menurut para pejabat akan memperkuat hubungan antar industri di sektor-sektor prioritas seperti manufaktur tingkat tinggi dan ekonomi digital.
Mereka juga menandatangani protokol mengenai langkah-langkah yang memungkinkan Malaysia mengekspor durian segar ke Tiongkok, buah tropis berduri dengan bau yang khas dan terkenal dengan daging buahnya yang lembut.
Mengekspor durian segar ke China akan membuka pasar baru bagi Malaysia, yang mulai menjual pulp dan pasta durian ke Tiongkok pada tahun 2011 dan buah durian beku utuh pada tahun 2018.
Nilai ekspor durian beku Malaysia ke China telah melonjak dari 170 juta ringgit (US$ 36 juta) pada tahun 2018 menjadi hampir 1,2 miliar ringgit (US$ 255 juta) tahun lalu.
Baca Juga: Konflik di Laut China Selatan Memanas, Filipina Mulai Berani Hadapi China
Li, perdana menteri China pertama yang mengunjungi Malaysia sejak tahun 2015, melakukan kunjungan tiga hari pada Selasa malam dari Australia.
Li mengatakan pada saat kedatangannya bahwa peringatan 50 tahun kedua negara merupakan titik awal baru untuk memperdalam hubungan dan meningkatkan pertukaran.
“China siap bekerja sama dengan Malaysia,” kata Li dalam pernyataan yang diterbitkan kantor berita nasional Bernama.
Li, pemimpin China nomor dua setelah Presiden Xi Jinping, pekan lalu juga menjadi perdana menteri Tiongkok pertama yang mengunjungi Selandia Baru dan kemudian Australia dalam tujuh tahun.
Mengutip VOA News, perjanjian lain yang ditandatangani bertujuan untuk mempromosikan investasi dalam ekonomi digital dan pembangunan ramah lingkungan.
Selain itu, perjanjian juga bertujuan untuk memerangi kejahatan transnasional, dan meningkatkan pembangunan perumahan dan perkotaan, pendidikan tinggi, pertukaran antar masyarakat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, pariwisata dan kerja sama budaya.
Menurut Menteri Perdagangan Zafrul Aziz seperti dikutip Bernama pekan lalu, perdagangan dengan China – mitra dagang nomor satu Malaysia sejak 2009 – menyumbang 17% dari perdagangan global Malaysia, senilai US$ 98,8 miliar tahun lalu.
Baca Juga: Malaysia Bersiap untuk Bergabung dengan Kelompok Ekonomi BRICS
Meskipun perdagangan mendominasi perundingan, Menteri Luar Negeri Malaysia Mohamad Hassan mengatakan masalah klaim teritorial di Laut China Selatan juga kemungkinan akan diangkat.
Vietnam, Brunei, Malaysia, Filipina, dan Taiwan semuanya membantah klaim Beijing atas hampir seluruh Laut China Selatan.
Namun tidak seperti bentrokan antara Filipina dan Tiongkok yang dipublikasikan, pemerintah Malaysia lebih memilih jalur diplomatik dan jarang mengkritik Beijing meskipun kapal penjaga pantai Tiongkok telah berlayar di dekat perairan Malaysia. Hal ini sebagian untuk melindungi hubungan ekonomi antara mitra dagang.