kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Aksi keras diplomat China dinilai bakal jadi bumerang saat wabah corona berakhir


Senin, 27 April 2020 / 14:00 WIB
Aksi keras diplomat China dinilai bakal jadi bumerang saat wabah corona berakhir
ILUSTRASI. Seorang?petugas berjalan melewati sebuah sketsa Presiden China Xi Jinping memakai masker pelindung di tembok bangsal Rumah Sakit Leishenshan, sebuah rumah sakit sementara untuk penanganan pasien dengan penyakit virus korona (COVID-19), di Wuhan, provinsi


Sumber: South China Morning Post | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Di saat sebagian besar negara masih dalam cengkeraman pandemi Covid-19, para diplomat China sedang berjuang keras untuk menangkis kritik terhadap penanganan awal negara mereka terhadap krisis dan mengulang kembali narasi tentang asal-usul coronavirus yang mematikan.

Di berbagai belahan dunia, para kritikus dan penentang Beijing melipatgandakan upaya mereka ketika tanggung jawab maupun mencari kambing hitam penyebaran corona di negara mereka masing-masing.

Baca Juga: Sebagian besar toko tutup, Adidas perkirakan penjualan turun 40%

Dilansir dari South China Morning Post, dalam beberapa minggu terakhir, sederet duta besar China terlibat perang kata-kata dengan pemerintah di negara mereka ditugaskan. 

Tetapi alih-alih mengadopsi pendekatan tradisional dalam mengelola ketegangan melalui protokol diplomatik, sejumlah pengamat menilai banyak dari diplomat menunjukkan pendekatan yang lebih keras kepala.

Situasi di Afrika misalnya memanas atas informasi perlakuan rasis orang Afrika di kota Guangzhou, China selatan dalam menangani wabah corona.

Ketegangan juga terjadi dengan pemerintah dari Jerman, Prancis, Inggris, Australia, dan Kanada yang bergabung dengan Amerika Serikat dalam menekan Beijing untuk transparansi soal penutupan informasi awal soal corona.

Baca Juga: Semua pasien virus corona di Wuhan kini telah dipulangkan

Pekan lalu, kedutaan besar Tiongkok di Berlin bersitegang secara terbuka dengan surat kabar Jerman Bild menuntut lebih dari US$ 160 miliar sebagai kompensasi dari China karena kegagalannya untuk mengandung virus corona di negaranya.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×