Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Di darat, Tiongkok memamerkan radar YLC-2E dan sistem pertahanan rudal balistik HQ-19, keduanya dirancang untuk menjauhkan ancaman musuh dari udara.
Hanya sedikit detail yang dipublikasikan tentang sistem radar, hanya modelnya yang ditampilka di pertunjukan udara.
Global Times mengatakan sistem ini melacak target siluman menggunakan gelombang radio S-band, serangkaian frekuensi dan panjang gelombang umum yang digunakan untuk berbagai hal mulai dari radar kontrol lalu lintas udara hingga Wi-Fi.
Fitur yang membedakan HQ-19 adalah sistem ini dirancang untuk menghancurkan rudal balistik konvensional dan kendaraan luncur hipersonik yang dapat bermanuver saat terbang. Tidak banyak yang diketahui tentang sensor yang mengarahkan rudal atau jangkauannya.
Namun, keberhasilan pertahanan rudal di tempat lain di dunia membuat penerapan sistem seperti itu penting bagi militer modern, kata para ahli.
Baca Juga: Trump Diprediksi Bakal Gunakan Strategi Ancaman dan Rayuan kepada Putin, Xi, & Kim
"HQ-19 adalah THAAD dan J-15 EW (varian peperangan elektronik) adalah Growler, jadi keduanya dapat dianggap mampu mengimbangi AS," kata Peter Layton, pakar pertahanan dan penerbangan di Griffith Asia Institute, mengacu pada sistem pertahanan rudal AS dan pesawat peperangan elektronik EA-18G.
Layton menambahkan bahwa tiruan dari AVIC J-20 dua tempat duduk yang dipamerkan juga menunjukkan ambisi untuk melangkah maju, di tengah laporan bahwa itu dapat digunakan untuk mengendalikan kendaraan udara tempur nirawak.
Di sisi komersial dari pertunjukan udara tersebut, pembuat pesawat asal Brasil Embraer mengatakan pada hari Rabu bahwa mereka berencana untuk fokus pada penguatan rantai pasokannya, termasuk perusahaan-perusahaan Tiongkok.