Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tri Adi
Lee Sang Hyuk aktif membawa Yello Mobile ke banyak negara. Perusahaan asal Korea Selatan ini lumayan banyak menanamkan duit di negara Asia Tenggara. Indonesia salah satunya. Tahun ini, Lee juga mengincar tempat di papan bursa Amerika Serikat dan Korea Selatan. Perusahaannya bahkan sudah menunjuk sekuritas di Korea Selatan untuk mengurusi rencana masuk bursa alias IPO. Jika berhasil melantai di bursa, ini akan menambah panjang kisah sukses Lee.
Lee Sang-Hyuk menjadi miliarder lewat perusahaannya, Yello Mobile. Salah satu kunci kesuksesannya adalah agresif melakukan ekspansi.
Lee berhasil mengubah fokus bisnis dari perusahaan teknologi bidang pemasaran menjadi inkubator bagi startup ekspansif ke wilayah Asia Tenggara.
Langkah pertama Lee adalah dengan masuk ke Indonesia. Yello Mobile mencaplok startup, perusahaan rintisan Adplus yang bergerak dalam digital marketing pada awal 2015.
Lee bilang bersama Google dan Innity, Adplus memegang posisi teratas di bisnis media digital dan pasar periklanan di Indonesia. Klien multinasional termasuk AXA, Chevrolet, Coca Cola, Danone, Minute Maid, serta Nokia dan Samsung.
Memasuki kuartal kedua 2015, Yello Mobile semakin gencar ekspansi. Lee mencari peruntungan dengan melihat pasar Singapura. Ia mulai menakar peluang untuk mengakuisisi platform pemasaran influencer, Gushcloud yang berbasis di Singapura. Perusahaan ini beroperasi untuk kawasan Asia Tenggara.
Aksi korporasi ini dilakukan setelah Yello Mobile berhasil mengumpulkan pendanaan senilai US$ 100 juta. Meski tidak merinci angka pasti nilai transaksi ini, baik Yello Mobile maupun Gushcloud mengaku nilai transaksi ini jutaan dollar AS untuk pembelian sebagian saham Guscloud.
Belum puas, pada kuartal ketiga 2015, Yello Mobile mengembangkan sayap ke negara Asia Tenggara lainnya. Kali ini, Lee masuk ke negeri gajah putih. Lewat anak perusahaan Yello Digital Marketing Group, Lee mengakuisisi saham mayoritas di perusahaan analitik media sosial yang berbasis di Bangkok yakni Computerlogy. Computerlogy adalah perusahaan ini spesialisasi dalam pengembangan perangkat lunak untuk perusahaan besar dan integrasi dengan platform media sosial.
Kini, Yello Mobile memiliki 94 startup yang bernaung di bawah Yello Mobile. Lewat kegigihannya, Yello Mobile menjadi unicorn terbesar nomor dua di Korea Selatan. Forbes mencatat valuasi Yello Mobile mencapai US$ 4 miliar di tahun ini. Adapun, kepemilikan Lee terhadap perusahaannya hanya 26%.
Untuk mengembangkan perusahaan, Yellow Mobile menarik seorang pemilik klub American Footbal San Francisco 49ers, Gideon Yu bergabung dengan perusahaan sebagai direktur independen. Gideon yang merupakan pengusaha Amerika kelahiran Korea ini sebelumnya bekerja untuk YouTube dan Facebook sebagai chief financial officer.
"Gideon Yu akan bertugas menarik investasi baru untuk digunakan dalam menjangkau pasar Asia. Dia juga akan menyarankan perusahaan untuk globalisasi bisnis lokal," tambah Lee.
Melihat perusahaan, Lee mulai melihat peluang untuk mencatatkan Yellow Mobile di bursa saham. Pada akhir 2018 lalu Lee menyebut tengah mempertimbangkan perusahaannya untuk terdaftar di NASDAQ maupun bursa Korea Selatan.
Yellow Mobile tidak main-main untuk bisa melantai di bursa. Perusahaan ini telah bersiap untuk melakukan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) sejak kuartal keempat 2018. Keseriusan ini terlihat ketika Lee menunjuk Samsung Securities dan Korea Investment & Securities sebagai manajer utama. "Kami memandang IPO sebagai salah satu metode pendanaan kami. Kami akan mempertimbangkan memilih pasar mana untuk menjalankan bisnis yang lebih baik," kata Lee.
Keberhasilan Lee membawa pria ini mendapatkan kekayaan sekitar US$ 1,1 miliar per Juni 2019. Ia juga tercatat di peringkat nomor 40 orang terkaya di Korea.
(Bersambung)