Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Aktivitas manufaktur Amerika Serikat (AS) merosot ke level terendah dalam hampir tiga tahun terakhir pada Maret 2023 lantaran pesanan baru yang anjlok. Kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) untuk melawan inflasi telah menaikkan biaya pinjaman dan melemahkan permintaan terhadap barang.
Survei Institute for Supply Management (ISM) mencatat, Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur AS turun menjadi 46,3 pada Maret 2023, merupakan level terendah sejak Mei 2020. Juga turun dari level 47,7 pada Februari 2023.
Tercatat, di luar masa pandemi Covid-19, PMI manufaktur AS di bawah 50 tersebut terjadi untuk pertama kalinya sejak pertengahan 2009.
Reuters pada Selasa (4/4) melaporkan, beberapa ekonom mengatakan bahwa hal ini menunjukkan resesi sudah dekat. Sementara ekonom yang lain mengatakan hal ini akan sangat bergantung pada sektor jasa--yang PMI-nya tetap konsisten dengan pertumbuhan ekonomi.
"Manufaktur sedang lesu, namun sektor jasa masih terus melaju di bulan Februari," kata Chris Low, kepala ekonom di FHN Financial New York.
Baca Juga: LPS Sebut Pelaku Industri Tak Perlu Atas Guncangan Perbankan AS, Ini Alasannya
Ekonom yang sudah disurvei Reuters memperkirakan indeks akan turun menjadi 47,5. PMI tetap di bawah ambang batas 50 selama lima bulan secara berturut-turut. Kendati demikian, manufaktur mampu menyumbang 11,3% dari perekonomian.
Sementara itu, kepala ekonom di FWDBONDS New York Christopher Rupkey menerangkan, statistik ekonomi di bidang ekonomi lainnya (selain manufaktur) tidak menunjukkan tada-tanda yang meyakinkan akan terjadinya resesi.
Dari enam industri manufaktur terbesar, hanya produk minyak bumi, batubara, dan mesin yang mencatat pertumbuhan di bulan Maret. Industri manufaktur lainnya yang melaporkan pertumbuhan adalah percetakan dan aktivitas pendukung terkait, aneka manufaktur, produk logam fabrikasi dan logam primer.
Sebanyak 12 industri yang melaporkan kontraksi termasuk furnitur dan produk terkait, produk mineral bukan logam, pabrik tekstil, peralatan transportasi dan produk komputer dan elektronik serta peralatan listrik, peralatan dan komponen.
Permintaan terhadap barang berada di bawah tekanan menyusul kegagalan dua bank regional baru-baru ini di AS. Bank-bank telah memperketat standar pinjaman yang dapat mempersulit usaha-usaha kecil dan rumah tangga untuk mengakses kredit.
"Aktivitas manufaktur telah melambat sebelum tekanan baru-baru ini, dan kami memperkirakan kondisi yang lebih ketat akan berkontribusi lebih lanjut pada perlambatan dalam pengeluaran investasi," kata Tim Quinlan, seorang ekonom senior di Wells Fargo di Charlotte, North Carolina.
Bulan lalu, the Fed menaikkan suku bunga acuannya sebesar seperempat poin persentase, yang mengindikasikan mereka sedang mempertimbangkan untuk menghentikan kenaikan suku bunga lebih lanjut karena gejolak pasar. Bank sentral AS telah menaikkan suku bunga acuannya sebesar 475 basis poin sejak Maret lalu dari level mendekati nol ke kisaran 4,75%-5,00% saat ini.
Dengan lemahnya permintaan, indeks survei ketenagakerjaan pabrik turun menjadi 46,9 dari 49,1 di bulan Februari. ISM mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan berusaha mempertahankan tingkat tenaga kerja untuk mendukung proyeksi pertumbuhan semester kedua. Enam industri melaporkan adanya penurunan jumlah tenaga kerja.
Para ekonom yakin pertumbuhan nonfarm payrolls di bulan Maret akan melebihi 200.000 dalam laporan ketenagakerjaan pemerintah pada hari Jumat.
Baca Juga: Harga Minyak Mentah Melonjak Tinggi, Pengurangan Produksi OPEC+ Kejutkan Pasar