Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - LONDON. Intelijen Inggris mengakui tidak menyangka Taliban berhasil menguasai Afghanistan tahun ini. Sama seperti AS, Inggris merasa telah gagal memprediksi pergerakan Taliban.
Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab,mengatakan dinas intelijen Inggris awalnya menilai bahwa Taliban baru bisa mengkonsolidasikan kendalinya atas Afghanistan beberapa bulan setelah negara-negara barat mengevakuasi pasukan mereka.
Artinya, pihak Inggris pada awalnya memprediksi bahwa Taliban baru bisa menguasai Afghanistan pada tahun 2022 mendatang.
Baca Juga: Rusia khawatir sisa senjata AS di Afghanistan digunakan dalam perang sipil
"Mengingat penarikan pasukan berakhir pada Agustus, akan ada kemunduran yang stabil sejak saat itu, namun sangat kecil kemungkinan Kabul akan jatuh tahun ini," ungkap Raab dalam sesi darurat komite urusan luar negeri parlemen untuk membahas krisis di Afghanistan, hari Rabu (1/9).
Melansir Reuters, Raab juga mengakui bahwa negara-negara Barat telah salah menilai kemampuan Taliban yang pada akhirnya mampu melakukan penggulingan kekuasaan secepat itu.
Penerbangan militer terakhir Inggris dari Kabul terjadi pada hari Sabtu (28/8) malam waktu setempat. Penerbangan tersebut sekaligus mengakhiri kekacauan selama dua minggu di mana tentara Inggris membantu mengevakuasi lebih dari 15.000 orang.
Dalam laporannya, Raab mengatakan bahwa begitu AS memutuskan untuk menarik diri dari Afghanistan, tidak ada lagi koalisi lain yang layak untuk meneruskan misi NATO tersebut.
Baca Juga: Seluruh pasukan AS resmi tinggalkan Afghanistan setelah berperang 20 tahun
Raab dikabarkan akan segera melakukan kunjungan ke kawasan tersebut untuk melakukan pembicaraan diplomatik dan keamanan, termasuk mengunjungi Pakistan untuk pertama kalinya sebagai menteri luar negeri.
"Ini adalah hari-hari awal untuk terlibat dengan Taliban. Mereka menunjukkan bahwa mereka dapat menyediakan lingkungan yang aman bagi pekerja bantuan jika mereka ingin menerima bantuan internasional," kata Raab.
Kantor Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada hari Selasa (31/8) melaporkan bahwa perwakilan khusus untuk transisi Afghanistan, Simon Gass, telah melakukan perjalanan ke Doha, Qatar, untuk bertemu dengan perwakilan Taliban.
Nantinya kedua belah pihak akan membahas langkah-langkah yang aman untuk keluar dari Afghanistan bagi warga negara Inggris dan Afghanistan yang telah bekerja untuk Inggris.