Sumber: Sputnik News | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Perginya pasukan Amerika Serikat dari Afghanistan masih meninggalkan banyak bekas, termasuk banyak senjata dan peralatan militer yang terbengkalai di berbagai titik.
Sebagian besar peralatan militer dan senjata AS yang ditinggalkan tersebut kini dikuasai pihak Taliban, yang kini juga memegang kuasa penuh atas pemerintahan Afghanistan.
Rusia mengaku khawatir sisa-sisa senjata tersebut nantinya digunakan sebagai alat dalam serangkaian perang sipil yang mungkin saja terjadi di masa mendatang.
Baca Juga: Putin: Militer Rusia tidak akan ikut campur ke dalam konflik di Aghanistan
Kementerian Luar Negeri Rusia pada hari Senin (30/8), berharap bahwa senjata-senjata tersebut tetap dijaga dan tidak digunakan kembali dalam perang.
"Saya berharap senjata ini masih akan disimpan di gudang dan tidak akan digunakan dalam perang saudara. Penting diingat mengenai nasib senjata-senjata ini di masa mendatang," ungkap Perwakilan Khusus Presiden Rusia untuk Afghanistan Zamir Kabulov, dalam wawancaranya di kanal Rossiya 24 yang dikutip Sputnik News.
AS memberi pasukan keamanan Afghanistan persenjataan senilai US$28 miliar antara tahun 2002 dan 2017. Hampir semua peralatan tersebut kini sangat mungkin jatuh ke tangan Taliban.
Ada juga kekhawatiran bahwa ratusan perangkat biometrik militer milik AS akan membantu Taliban dalam melacak dan menargetkan mantan pejabat keamanan dan pendukung pemerintah.
Baca Juga: Seluruh pasukan AS resmi tinggalkan Afghanistan setelah berperang 20 tahun