kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Rusia khawatir sisa senjata AS di Afghanistan digunakan dalam perang sipil


Rabu, 01 September 2021 / 12:50 WIB
Rusia khawatir sisa senjata AS di Afghanistan digunakan dalam perang sipil
ILUSTRASI. Pasukan Taliban berpatroli di landasan pacu sehari setelah penarikan pasukan AS dari Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan 31 Agustus 2021.


Sumber: Sputnik News | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Perginya pasukan Amerika Serikat dari Afghanistan masih meninggalkan banyak bekas, termasuk banyak senjata dan peralatan militer yang terbengkalai di berbagai titik.

Sebagian besar peralatan militer dan senjata AS yang ditinggalkan tersebut kini dikuasai pihak Taliban, yang kini juga memegang kuasa penuh atas pemerintahan Afghanistan.

Rusia mengaku khawatir sisa-sisa senjata tersebut nantinya digunakan sebagai alat dalam serangkaian perang sipil yang mungkin saja terjadi di masa mendatang.

Baca Juga: Putin: Militer Rusia tidak akan ikut campur ke dalam konflik di Aghanistan

Kementerian Luar Negeri Rusia pada hari Senin (30/8), berharap bahwa senjata-senjata tersebut tetap dijaga dan tidak digunakan kembali dalam perang.

"Saya berharap senjata ini masih akan disimpan di gudang dan tidak akan digunakan dalam perang saudara. Penting diingat mengenai nasib senjata-senjata ini di masa mendatang," ungkap Perwakilan Khusus Presiden Rusia untuk Afghanistan Zamir Kabulov, dalam wawancaranya di kanal Rossiya 24 yang dikutip Sputnik News.

AS memberi pasukan keamanan Afghanistan persenjataan senilai US$28 miliar antara tahun 2002 dan 2017. Hampir semua peralatan tersebut kini sangat mungkin jatuh ke tangan Taliban.

Ada juga kekhawatiran bahwa ratusan perangkat biometrik militer milik AS akan membantu Taliban dalam melacak dan menargetkan mantan pejabat keamanan dan pendukung pemerintah.

Baca Juga: Seluruh pasukan AS resmi tinggalkan Afghanistan setelah berperang 20 tahun



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×