kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Akuntan yang menjadi miliarder migas (1)


Selasa, 31 Januari 2017 / 13:22 WIB
Akuntan yang menjadi miliarder migas (1)


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tri Adi

Bekal pengalaman sejak remaja, menjadi modal penting bagi Foster dalam mengembangkan Western Refining. Terbukti dalam waktu kurang dari 10 tahun, yakni di tahun 2006, ballotpedia.org menyebut Western Refining menjadi perusahaan swasta milik pribadi terbesar keempat di Amerika Serikat (AS).

Maka tidak heran jika pada tahun 2007, nama Foster sudah masuk dalam jajaran orang kaya versi Forbes. Saat itu, dia menduduki peringkat ke-261 dunia dengan total kekayaan senilai US$ 1,9 miliar.

Dalam laporannya, Bloomberg memberitakan selain menjadi pendiri Western Refining, sejak September 2005 Foster juga menjabat Executive Chairman dari anak perusahaannya yang bernama  Western Refining Logistics GP LLC. Disini mulai tahun 2013, dia menjabat sebagai direktur.

Hingga akhirnya bisnis minyak mulai mendapat tekanan sejak tahun 2013 karena penurunan harga. Kekayaan Foster yang sempat mencapai US$ 1,9 miliar, turun drastis menjadi US$ 1,1 miliar per September 2013.

Meski begitu, Foster tidak menyerah, dan berhasil melambungkan lagi kekayaannya menjadi US$ 1,5 miliar di akhir tahun 2014. Foster sendiri banyak memiliki kesibukan. Dia juga sempat menduduki posisi penting di El Paso Chamber of Commerce, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang perencana ekonomi asal Texas.

Di bidang sosial, Foster juga dipercaya membantu mengurus Hanmaker School of Business, anak usaha dari universitas Baylor yang merupakan almamaternya. Dia juga merupakan pemegang saham kedua terbesar di Mountain Star Sports Group LLC, sebuah perusahaan di bidang olahraga, khususnya baseball.

Hidup bergelimang harta tak membuat Foster lupa diri. Sebagian kekayaannya dia donasikan pada bidang pendidikan, karena dia memang terkenal dermawan dan sangat peduli terhadap pendidikan di AS. Keikutsertaan dalam mengelola pendidikan, terus dia tekuni hingga akhirnya Paul memilih keluar pada Juli 2013.  

(Bersambung)




TERBARU

[X]
×