Sumber: Financial Times,BBC | Editor: Syamsul Azhar
KONTAN.CO.ID - JAKARTA - Meta, perusahaan induk Facebook dan Instagram, telah memberikan sumbangan sebesar 1 juta dolar AS atau sekitar Rp15,7 miliar untuk dana pelantikan Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump pada 20 Januari 2025 mendatang.
Langkah ini menjadi yang pertama kali dilakukan oleh Meta dalam mendukung dana pelantikan, setelah sebelumnya perusahaan tersebut tidak menyumbang untuk pelantikan Presiden Joe Biden pada 2020 maupun pelantikan Trump pada 2016.
Konfirmasi atas sumbangan tersebut muncul pada hari Rabu melalui laporan Wall Street Journal dan CBS. Dana pelantikan biasanya digunakan untuk mendukung acara-acara seremonial terkait pengambilan sumpah jabatan presiden baru AS.
Baca Juga: Janji Donald Trump yang Harus Ditagih Setelah Menang Pemilu Presiden AS
Namun, beberapa pihak menilai kontribusi ini sebagai upaya Meta untuk memperbaiki hubungan dengan Trump dan pemerintahannya.
Langkah ini terjadi setelah hubungan historis yang tegang antara Trump dan CEO Meta, Mark Zuckerberg. Pada 2021, Facebook dan Instagram menangguhkan akun Trump dengan alasan bahwa mantan presiden itu memuji aksi kekerasan di Capitol pada 6 Januari.
Trump membalas dengan menyebut Facebook sebagai "musuh rakyat" pada Maret lalu dan mengancam bahwa Zuckerberg akan "menghabiskan sisa hidupnya di penjara" jika terbukti ikut campur dalam pemilu 2024.
Namun, sinyal rekonsiliasi mulai terlihat pada akhir 2023. Zuckerberg dilaporkan menghadiri makan malam dengan Trump di resor Mar-a-Lago pada November lalu, setelah berupaya menjalin hubungan baik pasca-pemilu.
Selain itu, Kepala Urusan Global Meta, Nick Clegg, mengakui bahwa perusahaan tersebut "sedikit berlebihan" dalam memoderasi konten selama pandemi, yang dianggap sebagai upaya meredakan ketegangan dengan Trump.
Baca Juga: Kekayaan Bersih Donald Trump Meroket Menjadi US$8 Miliar pada Bulan Oktober 2024
Di sisi lain, Trump juga melunakkan retorikanya terhadap Meta. Dalam sebuah podcast pada Oktober, ia menyebut bahwa Zuckerberg bertindak "baik" dengan tidak ikut campur dalam pemilu, bahkan berterima kasih atas panggilan telepon pribadi dari Zuckerberg setelah insiden percobaan pembunuhan yang dialaminya.
Meski begitu, hubungan Zuckerberg dengan Trump masih dianggap lebih dingin dibandingkan dengan hubungan Trump dengan Elon Musk, pemilik Tesla dan X (sebelumnya Twitter). Musk, yang dikenal memberikan dukungan besar terhadap kampanye Trump, bahkan dijuluki "Sahabat Pertama" Trump dan diangkat untuk memimpin Departemen Efisiensi Pemerintah yang baru.
Sumbangan ini menandai babak baru dalam hubungan Meta dan Trump, yang akan dilantik sebagai Presiden ke-47 Amerika Serikat pada 20 Januari mendatang. Langkah ini juga menjadi sorotan, mengingat kritikan Trump sebelumnya terhadap Meta sebagai perusahaan yang "anti-Trump".
Hingga kini, Meta belum memberikan komentar resmi atas sumbangan tersebut.