Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
INVESTASI WARREN BUFFETT - Sedikit yang akan membantah bahwa Warren Buffett adalah salah satu investor terbesar sepanjang masa. Sejak 1965, perusahaan konglomeratnya, Berkshire Hathaway, telah menghasilkan tingkat pengembalian tahunan gabungan 20,1% versus pengembalian 10,3% untuk S&P 500.
Warren Buffett mengatakan Anda tidak perlu memahami formula investasi rahasia dan teori portofolio modern untuk berhasil membeli saham. Faktanya, dia mengatakan Anda mungkin lebih baik tidak mengetahui semua itu.
"Tujuan Anda sebagai seorang investor, seharusnya membeli dengan harga yang rasional, sebagian saham dalam bisnis yang mudah dipahami yang penghasilannya pasti akan lebih tinggi secara material 5, 10, dan 20 tahun dari sekarang," tulis Buffett dalam salah satu surat pemegang saham tahunannya bertahun-tahun yang lalu
Sederhananya, beli perusahaan bagus dengan harga wajar dan pertahankan selama beberapa dekade. Filosofi itu membantu menjelaskan mengapa Buffett sangat mencintai saham Apple.
Pujian Buffett untuk Apple
Melansir Yahoonews.com, kita tidak perlu melihat jauh untuk melihat bahwa Oracle of Omaha adalah penggemar berat perusahaan pembuat iPhone tersebut.
Menurut pengajuan Form 13F Berkshire terbaru dengan Securities and Exchange Commission (SEC), perusahaan Buffett memiliki 915.560.382 saham Apple pada 31 Maret. Dengan posisi senilai US$ 150,98 miliar pada saat itu, Apple sejauh ini merupakan holding terbesar yang diperdagangkan secara publik di Berkshire.
Buffett telah memberikan banyak pujian kepada perusahaan tersebut.
“Kriteria kami untuk Apple berbeda dari bisnis lain yang kami miliki,” katanya pada rapat pemegang saham tahunan Berkshire tahun 2023. “Kebetulan ini adalah bisnis yang lebih baik daripada yang kami miliki.”
Baca Juga: Warren Buffett Punya Aturan Nomor Wahid yang Selalu Dijalankannya, Apa Itu?
Berkshire pertama kali mengungkapkan sahamnya di Apple pada Mei 2016 — posisi hanya US$ 1 miliar pada saat itu. Buffett telah mengumpulkan lebih banyak saham sejak saat itu, dan investasi tersebut telah membantunya dengan baik di mana dalam lima tahun terakhir, saham Apple telah melonjak 273%.
Alasan mengapa Warren Buffett cinta mati terhadap Apple
Mengutip The Motley Fool, ada beberapa hal yang mungkin menarik bagi Buffett tentang perusahaan raksasa teknologi itu dan yang memperkuat keyakinannya bahwa hal itu akan dapat diwujudkannya selama bertahun-tahun yang akan datang.
1. Merek ikonik Apple.
Puluhan juta orang dengan rela membayar mahal untuk produknya, sehingga mereka dapat terhubung ke ekosistem Apple, tempat semua produk dan layanan bekerja satu sama lain.
Baca Juga: Ini Aturan Nomor Satu yang Selalu Dijalankan Warren Buffett
2. Menjadi pemimpin inovasi
Apple telah menjadi pemimpin inovasi, pertama dengan komputer, lalu dengan pemutar musik digital, dan kemudian dengan iPhone -- bisa dibilang produk terbesarnya.
Pertama kali diperkenalkan pada tahun 2007, ponsel ini telah menjadi ponsel paling populer di pasaran. Di antara smartphone premium seharga lebih dari US$ 400, iPhone menguasai 62% pangsa pasar secara global.
Saat iPhone 5G generasi berikutnya diluncurkan, Apple semakin merajai pasar. Apple juga telah merilis laptop MacBook Pro terbarunya dan menyegarkan iPad level awal dengan port USB-C.
Namun, fase pertumbuhan Apple berikutnya dapat didorong oleh bisnis layanannya. Pendapatan segmen itu mencapai rekor US$ 19,8 miliar pada kuartal dua tahun fiskal 2022 dan sekarang menyumbang lebih dari 20% dari total penjualan.
Margin untuk bisnis jasa juga terus meningkat, tumbuh menjadi 72,6% dibandingkan dengan 70,1% pada periode tahun sebelumnya.
Baca Juga: Bocoran 7 Rahasia Warren Buffett untuk Menjadi Orang Kaya Raya, Mudah Dilakukan
3. Outlook pertumbuhan laba untuk tahun-tahun mendatang
Perkiraan konsensus analis Wall Street adalah pendapatan Apple tumbuh dari US$ 393 miliar pada 2022 menjadi US$ 506 miliar empat tahun dari sekarang, dengan laba per saham melebar menjadi US$ 8,63 dari US$ 6,14, atau pertumbuhan 10% per tahun.
Untuk perusahaan dengan valuasi US$ 2,5 triliun, itu bukan prestasi kecil.