kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.921   9,00   0,06%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Aljazair ingin Prancis minta maaf atas kekejaman di zaman kolonial


Senin, 06 Juli 2020 / 06:48 WIB
Aljazair ingin Prancis minta maaf atas kekejaman di zaman kolonial
ILUSTRASI. Presiden Aljazair, Abdelmadjid Tebboune, dalam wawancara eksklusif dengan France 24, Sabtu, 4 Juli 2020.?Tebboune berharap Perancis meminta maaf atas penjajahan yang terjadi di masa lampau.


Sumber: Al Jazeera | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - ALJIR. Presiden Aljazair, Abdelmadjid Tebboune, masih menunggu permintaan maaf resmi dari Perancis terkait pendudukan kolonial mereka ratusan tahun silam.

Tebboune berharap presiden Emmanuel Macron bisa dengan terbuka menyampaikan maaf untuk membangun kembali hubungan yang lebih harmonis antar kedua negara.

Beberapa waktu terakhir ini isu-isu terkait kekejaman kolonialisme di masa lalu mendadak diungkit kembali. Kasus tewasnya George Floyd dianggap membuka kembali kesadaran atas pentingnya penegakan HAM di seluruh dunia.

"Saat ini kami sudah mendapatkan setengah permintaan maaf. Kami menunggu langkah selanjutnya... kami masih menunggu," ungkap Tebboune dalam sebuah wawancara di saluran berita France 24.

Ia meyakini bahwa Macron bisa membawa hubungan kedua negara ke tahap yang lebih baik lagi. Presiden Aljazair ini juga memuji Macron sebagai sosok yang sangat jujur dan benar-benar ingin memperbaiki situasi.

Baca Juga: Turki tuntut permintaan maaf Prancis atas insiden kapal di Laut Mediterania

Pada Desember 2019, Macron mengatakan kalau kolonialisme adalah kesalahan besar. Selama kampanye pemilihan presidennya, ia juga berulang kali menyebut kalau penjajahan Perancis atas Aljazair merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Masa kolonialisme Perancis di Aljazair berlangsung selama 132 tahun. Pendudukan Perancis baru berhenti setelah melalui perang sadis yang berlangsung selama 8 tahun. Sejak saat itu hubungan kedua negara seolah memiliki penghalang.

Jumat (3/7) kemarin, Aljazair menerima 24 tengkorang pejuang perlawanan yang dipenggal selama periode kolonial. Langkah ini dinilai sebagai upaya pencairan hubungan kedua negara.

Tengkorak-tengkorak tersebut akan diletakkan di sesi khusus syahid yang ada di pemakaman El Alia. Peletekkan tengkorak tersebut juga jadi bagian dalam peringatan 58 tahun kemerdekaan Aljazair.

Permintaan maaf lanjutan dari Perancis ini diharapkan bisa segera datang guna meredakan tensi tinggi antara kedua negara. Hubungan baik di masa mendatang juga diharapkan bisa memberikan dampak positif bagi lebih dari 6 juta warga Aljazair yang tinggal di Perancis.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×