Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Perusahaan teknologi raksasa Amazon mulai merumahkan karyawannya. Hal tersebut diketahui dari postingan di LinkedIn oleh sejumlah karyawannya yang mengatakan bahwa mereka terkena dampak pemutusan hubungan kerja.
Melansir BBC, pada Minggu ini dilaporkan bahwa Amazon berencana untuk memangkas 10.000 karyawan, atau sekitar 3% dari staf kantornya.
Amazon tidak segera menanggapi permintaan komentar dari BBC.
Kondisi ini terjadi ketika ribuan pekerjaan dipangkas di industri teknologi karena perusahaan mengalami perlambatan penjualan di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang penurunan ekonomi.
Berdasarkan pantauan BBC, seorang karyawan, yang mengatakan bahwa dia bekerja sebagai insinyur pengembangan perangkat lunak di AS, memposting bahwa dia sedang mencari pekerjaan baru.
"Karena sifat visa saya, saya memiliki waktu terbatas untuk mencari peluang kerja baru."
Baca Juga: Goldman Sachs: Marak PHK di Perusahaan Teknologi Bukan sebagai Tanda Resesi
Pekerja Amazon lainnya yang mengatakan bahwa mereka terkena dampak PHK.
"Tentu saja saya sedih, namun optimis tentang masa depan karena saya tahu ini berarti perubahan yang baik untuk saya dan orang lain di tim saya," tulis karyawan tersebut.
Perusahaan telah memberlakukan pembekuan perekrutan dan menghentikan beberapa perluasan gudangnya. Perusahaan juga memperingatkan bahwa mereka telah mempekerjakan terlalu banyak karyawan selama pandemi.
Amazon juga telah mengambil langkah-langkah untuk menutup beberapa bagian dari bisnisnya, membatalkan proyek-proyek seperti robot pengiriman pribadi.
Baca Juga: Isu Badai PHK Perusahaan Teknologi, Ikut Menerpa Lebih Dari 1000 Pekerja GOTO?
Bulan lalu pendiri dan ketua Amazon Jeff Bezos memperingatkan bahwa ekonomi AS mengirimkan sinyal untuk "memperkuat diri".
Harga saham Amazon telah turun lebih dari 40% tahun ini karena bergulat dengan perlambatan penjualan online.