Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - RIYADH. Dana Investasi Publik Arab Saudi atau Public Investment Fund (PIF) berpotensi ditarik lebih banyak untuk membiayai proyek-proyek dalam negeri milik Putra Mahkota Arab, Mohammed bin Salman. Tujuannya untuk mengumpulkan lebih banyak dana asing untuk menyokong pembangunan di Arab Saudi.
Biasanya dana investasi negara tersebut, bertujuan untuk memperbesar jumlah kekayaan negara di masa depan. Selain itu, kehadiran dana ini diharapkan mengembangkan proyek-proyek domestik demi mengurangi ketergantungan Arab Saudi pada bisnis minyak.
Dengan begitu, PIF bertindak sebagai investor di beberapa proyek di kota-kota besar dan diharapkan bisa melibatkan investor asing. Hal ini termasuk dalam proyek-proyek zona ekonomi berteknologi tinggi yang dijuluki dengan Neom, yaitu sebuah kota dagang bebas masa depan yang dirancang oleh kerajaan Arab Saudi dan perusahaan minyak Saudi Aramco.
Nantinya di kota dagang seukuran negara Belgia ini terdapat taman hiburan di luar Riyadh yang disebut Qiddiya. Lokasi ini akan dibangun satu hingga dua kali lebih besar dari Disney World. Adapula resort wisata mewah di sekitar lepas pantai Laut Merah yang akan membentang lebih dari 90 pulau.
Untuk saat ini, kelompok taman hiburan Amerika Serikat, Six Flags Magic Mountain telah menandatangani kesepakatan untuk beroperasi di Qiddiya. Selain Amerika, tidak ada mitra maupun investor asing lain yang diumumkan secara terbuka untuk usaha ini. Namun perusahaan taman bermain ini tidak mau berkomentar.
Dua tahun setelah proyek diumumkan, ada kekhawatiran yang membayangi mereka. Akan adanya penundaan atau pemangkasan jumlah pendanaan asing karena PIF belum sanggup memenuhi target kebutuhan dana sebesar US$ 300 miliar, terutama dari luar. Sejauh ini, belum ada investor asing yang masuk menurut data Refinitiv.
PIF menolak berkomentar tentang keterlibatan modal asing dan dampak proyek domestik terhadap rencananya. Pada tahun depan, PIF akan menginvestasikan seperempat asetnya ke luar negeri.
Sedangkan porsi setengahnya pada tahun 2030, di mana tahun ini investasi ke luar negeri mencapai 15%.
PIF juga mengatakan kemajuan signifikan telah dibuat dalam rencana pembiayaan untuk proyek-proyek domestik.
“Setiap proyek besar, dalam proses mengembangkan melalui model kemitraan dan pembiayaan yang disesuaikan, lewat diskusi dan koordinasi antara PIF, tim manajemen masing-masing dan lembaga pemberi pinjaman,” kata PIF, dilansir dari Reuters, Jumat (28/6).
Ia menolak untuk mengatakan berapa banyak yang telah diinvestasikan sejauh ini atau jumlah pembiayaan yang dibahas. PIF juga tidak merilis informasi tentang kinerja keuangannya.
Sejak putra mahkota mengambil alih PIF pada 2015, ia telah merubah lembaga pendanaan ini dari perusahaan induk yang tenang menjadi pembeli aset yang agresif. Ukurannya berlipat ganda dengan membeli saham di perusahaan-perusahaan seperti Uber dan Tesla.
Ia berkomitmen setengah dari dana untuk digunakan untuk infrastruktur sebesar US$ 40 miliar melalui kerjasama perusahaan ekuitas swasta AS Blackstone, dan mengalokasikan US$ 45 miliar untuk dana teknologi yang dikelola oleh SoftBank Jepang.