Sumber: BBC | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat Donald Trump menganggap sebuah kehormatan bagi negaranya dengan memiliki jumlah kasus corona tertinggi di dunia.
"Saya melihat itu sebagai hal yang baik karena itu berarti pengujian kami jauh lebih baik," katanya di Gedung Putih seperti dilansir BBC.
Baca Juga: Duh, jumlah kasus corona di pusat penahanan pekerja migran ilegal Malaysia melonjak
Menurut Johns Hopkins University, AS memiliki 1,5 juta kasus virus corona dan hampir 92.000 kasus kematian. Di tempat kedua adalah Rusia, dengan hampir 300.000 kasus dikonfirmasi.
"Kami memiliki lebih banyak pengujian daripada negara lain," katanya.
"Jadi saya melihatnya sebagai lencana kehormatan. Ini merupakan penghargaan besar untuk pengujian dan semua pekerjaan yang telah dilakukan banyak profesional," jelas Trump.
Menurut Centers for Disease Control, AS sendiri telah melakukan 12,6 juta tes coronavirus pada hari Selasa.
Baca Juga: Tak percaya kepada Trump, 36% orang Amerika tak mau disuntik vaksin corona
Namun Komite Nasional Demokrat mengkritik komentar Trump dengan menyebut bahwa 1,5 juta kasus Covid-19 di AS adalah sebuah kegagalan total dari suatu kepemimpinan.
Di saat AS telah melakukan lebih banyak tes berdasarkan volume dibandingkan negara lain, Namun AS tidak menjadi yang pertama di dunia berdasarkan per kapita.
Menurut Our World in Data, sebuah publikasi ilmiah yang berbasis di Universitas Oxford, peringkat AS hanya di posisi ke-16 secara global dalam hal tes per 1.000 orang.
Amerika berada di bawah sejumlah negara seperti Islandia, Selandia Baru, Rusia dan Kanada.
Baca Juga: Kabar baik, keadaan darurat corona di Tokyo bisa dicabut pada pekan depan
Selama seminggu terakhir, AS telah melakukan antara 300.000 dan 400.000 tes setiap hari. Tetapi Direktur Institut Kesehatan Global Harvard Ashish Jha mengatakan bahwa AS membutuhkan lebih dari 900.000 tes setiap hari untuk bisa membuat keputusan yang aman.
AS juga telah melaporkan kematian virus corona terbanyak di dunia, meskipun berdasarkan per kapita, ia menempati urutan keenam di belakang beberapa negara semisal Belgia, Inggris dan Prancis.