Sumber: Al Jazeera | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON D.C. Pemerintah AS akan membayar Pfizer dan BioNTech dari Jerman dengan nilai hampir US$ 2 miliar atau setara Rp 29 triliun demi mendapatkan vaksin corona.
Melansir Al Jazeera, AS berencana memesan 100 juta dosis vaksin dari kedua perusahaan farmasi tersebut untuk bulan Desember mendatang. Jika kesepakatan antara AS dan perusahaan farmasi ini berjalan lancar, maka jumlah pesanan akan meningkat sampai 500 juta dosis lagi.
Kesepakatan tersebut merupakan bagian dari program vaksin Operation Warp Speed yang digagas langsung oleh Presiden Donald Trump. Saat ini pemerintah AS sudah mengawasi sejumlah penelitian vaksin yang dilakukan banyak pihak dalam waktu yang bersamaan.
Tujuan utama dari program ini adalah untuk menyediakan setidaknya 300 juta dosis vaksin yang aman dan efektif pada Januari 2021 mendatang.
Melalui program ini juga pemerintah AS akan memberikan bantuan dalam usaha untuk mempercepat segala proses penelitian vaksin corona.
"Lewat Operation Warp Speed, kamu mengumpulkan portofolio vaksin untuk meningkatkan peluang agar setiap orang Amerika bisa mendapatkan satu vaksin yang aman dan efektif setelah akhir tahun ini," ungkap Sekretaris Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS, Alex Azar, dikutip dari Al Jazeera.
Baca Juga: Trump menyerah: Suka tidak suka, semua warga AS harus pakai masker!
Baik Pfizer Inc dan BioNTech SE sebelumnya juga mengumumkan kalau mereka telah melakukan perjanjian untuk mengembangkan vaksin bersama dengan pemerintah AS.
Kedua perusahaan farmasi tersebut mengatakan bahwa AS akan membayar US$ 1,95 miliar untuk produksi 100 juta dosis pertama. Jika berhasil, maka angkanya akan terus bertambah.
Bergabungnya dua perusahaan tadi membuat pemerintah AS kini mengawasi langsung penelitian atas 5 jenis vaksin yang potensial.
Upaya AS ini menambah panjang daftar uji coba vaksin corona yang saat ini sudah banyak diadakan di berbagai belahan dunia.
Kebanyakan dari uji coba juga sudah memasuki tahap akhir dengan menggunakan manusia dan pasien Covid-19 sebagai objeknya.
Banyak negara yang berharap kalau vaksin corona sudah bisa benar-benar teruji pada akhir tahun ini sebelum akhirnya bisa didistribusikan dengan segera mulai tahun depan.
Baca Juga: Skenario terbaik, Menteri Kesehatan Inggris: Vaksin corona bisa siap saat Natal