Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - Taipei. Hubungan diplomatik Amerika Serikat dengan China bisa semakin panas. Pasalnya, pejabat tinggi Amerika Serikat kembali berkunjung ke Taiwan.
Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB Kelly Craft akan tiba di Taiwan pada Rabu (13/1/2021). Kunjungan diplomat AS tersebut kemungkinan bakal membuat China semakin murka sebagaimana dilansir dari BBC.
Sebelumnya, tensi antara AS dengan China makin meninggi setelah Menteri Luar Negeri AS mencabut pembatasan hubungan resmi dengan Taiwan yang telah berlangsung selama puluhan tahun. Kunjungan Kelly ke Taiwan selama tiga hari tersebut juga diagendakan menjelang hari-hari terakhir Donald Trump duduk di kursi kepresidenan AS.
China mengeklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya. Sementara Taipei berkukuh memiliki pemerintahan sendiri dan terbebas dari Beijing.
Taiwan memuji mencabut pembatasan hubungan resmi oleh “Negeri Paman Sam” tersebut. Di bawah pemerintahan Trump, AS telah menjalin hubungan yang lebih dekat dengan Taipei.
Hal itu terimplementasi melalui penjualan senjata dan mengirim pejabat senior ke pulau itu meskipun ada peringatan keras dari China. Di sisi lain, AS telah bersitegang dengan China terkait dengan berbagai isu seperti perang dagang, pelanggaran hak asasi manusia, dan pandemi virus corona.
Baca juga: Pemulihan pasar tenaga kerja AS melambat, imbas kenaikan kasus Covid-19
Kenapa kunjungan tersebut dilakukan saat ini?
Kunjungan diplomat top AS itu baru diumumkan Pompeo pada akhir pekan lalu. Craft bakal menjadi pejabat senior AS ketiga yang diutus oleh pemerintahan Trump sejak Agustus 2020. Pengutusan Craft juga terjadi hanya sepekan sebelum pelantikan Joe Biden sebagai presiden AS dan akhir masa jabatan Trump.
Pompeo mengatakan Taiwan adalah mitra yang dapat diandalkan dan memiliki sistem pemerintahan yang demokratis dan dinamis yang telah berkembang. "Taiwan menunjukkan apa yang dapat dicapai oleh China yang merdeka,” ujar Pompeo.
Asisten profesor di S Rajaratnam School of International Studies di Singapura, Evan Resnick, menyebut pendelegasian Craft merupakan provokasi pada menit-menit akhir masa jabatan Trump. Kepada BBC, Resnick mengatakan pendelegasian Craft juga dirancang untuk "melemparkan lumpur ke mata China" dan akan mempersulit pemerintahan Biden yang akan datang.
Resnick menambahkan, langkah-langkah kacau dan tidak hati-hati seperti itu telah menjadi kebiasaan di bawah pemerintahan Trump. Resnick berujar, kunjungan itu kemungkinan akan membawa lebih banyak ketidakstabilan pada hubungan China-AS ketika Washington harus bekerja sama dengan China dalam masalah-masalah seperti pandemi dan krisis iklim.