Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Belakangan pada minggu itu pula, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan China mengejar penyatuan dengan Taiwan pada waktu yang jauh lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya.
Taiwan juga menjadi titik nyala dalam hubungan AS-China mengingat hubungan dekat pulau itu dengan Washington.
Hal itu diyakini menjadi poin diskusi utama ketika Xi bertemu dengan Presiden AS Joe Biden di KTT G20 pada November. Setelah pertemuan itu, Biden mengatakan dia tidak yakin China akan menginvasi Taiwan.
Akan tetapi, ketegangan kembali meningkat pada hari Senin ketika Taiwan melaporkan salah satu serangan China terbesar di sekitar pulau itu, dengan 71 pesawat angkatan udara China, termasuk jet tempur dan drone, memasuki apa yang disebut zona identifikasi pertahanan udara Taiwan.
Reuters melaporkan, dari jumlah itu, 43 di antaranya dilaporkan melintasi garis median Selat Taiwan, penyangga tidak resmi antara kedua pihak yang terletak di dalam zona pertahanan.
Baca Juga: China Ngamuk UU Baru Amerika Setujui Tambahan Belanja Militer untuk Membantu Taiwan
Menanggapi hal tersebut, Gedung Putih mengatakan Amerika Serikat prihatin dengan aktivitas militer China di dekat Taiwan, yang disebutnya "provokatif". Gedung Putih menambahkan bahwa hal itu berisiko salah perhitungan dan merusak stabilitas regional.
Kantor Berita Pusat resmi Taiwan mengatakan, itu adalah serangan angkatan udara China terbesar hingga saat ini. Meski demikian, tidak ada rasa khawatir di pulau itu, yang telah menyaksikan peningkatan tekanan China yang terus menerus dalam beberapa tahun terakhir.
China, yang mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya sendiri, mengatakan telah melakukan "latihan serangan" di laut dan wilayah udara di sekitar Taiwan pada hari Minggu sebagai tanggapan atas apa yang dikatakannya sebagai provokasi dari Taiwan dan Amerika Serikat.