Sumber: Express.co.uk | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Laksamana Lee Hsi-ming, mantan kepala staf umum angkatan bersenjata Taiwan, mengatakan kepada Financial Times: "(Serangan) terbaru ini lebih tentang pesan politik daripada tentang signifikansi operasional militer."
“Terbang mengelilingi Taiwan bukanlah terobosan bagi mereka. Mereka mengoperasikan penerbangan melingkar dengan pembom H6 ketika saya masih di kantor. Saya yakin kali ini, mereka tidak punya cukup waktu untuk mempersiapkan diri. Jadi untuk mengekspresikan tekad mereka terhadap AS, mereka terbang ke Pasifik barat tetapi tidak melakukan lingkaran penuh,” jelas Lee.
Namun, Su Tzu-yun, seorang analis di Institut Penelitian Pertahanan dan Keamanan Nasional, sebuah wadah pemikir yang didukung oleh kementerian pertahanan Taiwan mengatakan serangan terbaru adalah eskalasi.
Dia mengatakan kepada Financial Times: “Pesawat Y-8 dan Y-9 belum pernah melakukan ini sebelumnya. Kami akan melihat lebih banyak dari itu saat mereka mulai memperluas cakupan operasi reguler mereka dari barat daya Taiwan hingga tenggara.”
Baca Juga: Korea Utara sebut penguatan militer Jepang bisa mengancam stabilitas kawasan
Express.co.uk memberitakan, aksi itu terjadi ketika Washington mulai bersiap dengan meningkatnya risiko perang atas Taiwan. Para pejabat senior AS khawatir China akan merealisasikan gagasan untuk menguasai Taiwan, sebuah skenario yang hampir pasti akan menyeret Washington dan beberapa sekutunya untuk berhadap-hadapan dengan China.
Pada awal tahun, Presiden Xi Jinping memerintahkan pasukan Tentara Pembebasan Rakyat untuk bersiap menghadapi konflik "setiap saat".
Baca Juga: Jet tempur China mengelilingi Taiwan dalam lanjutan latihan militer
Anggaran belanja pertahanan China tahun ini juga akan naik 6,8%, sedikit lebih tinggi dari peningkatan tahun lalu.
Perdana Menteri China Li Keqiang mengatakan pendanaan tersebut akan memperkuat kekuatan China melalui reformasi, sains dan teknologi dan pelatihan personel yang cakap.
"Kami akan meningkatkan pelatihan dan kesiapsiagaan militer di semua bidang, membuat rencana keseluruhan untuk menanggapi risiko keamanan di semua area dan untuk semua situasi, dan meningkatkan kapasitas strategis militer untuk melindungi kedaulatan, keamanan dan kepentingan pembangunan negara kita," kata Li.