kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ancaman Iran: Teheran dapat memperkaya uranium hingga kemurnian 60% jika diperlukan


Selasa, 23 Februari 2021 / 07:31 WIB
Ancaman Iran: Teheran dapat memperkaya uranium hingga kemurnian 60% jika diperlukan
ILUSTRASI. Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan negaranya akan memperkaya uranium hingga 60% jika negara itu membutuhkannya. Official Khamenei Website/Handout via REUTERS


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Teheran pada pekan lalu mengatakan sedang mempelajari proposal Uni Eropa untuk pertemuan informal antara anggota kesepakatan saat ini dan Amerika Serikat. Akan tetapi, Iran belum menanggapinya.

Iran, yang telah kembali memperkaya kemurnian uranium hingga 20% dalam upaya nyata untuk meningkatkan tekanan pada Amerika Serikat, telah berselisih dengan Washington mengenai pihak mana yang harus mengambil langkah awal untuk menghidupkan kembali perjanjian itu.

Baca Juga: Biden akhirnya menghubungi Netanyahu, bicarakan Palestina hingga ancaman Iran

Meskipun di bawah tekanan domestik yakni kesulitan ekonomi yang diperburuk oleh sanksi, para pemimpin Iran bersikeras Washington harus mengakhiri kampanye hukumannya terlebih dahulu untuk memulihkan kesepakatan. Sementara, Washington mengatakan Teheran harus kembali ke perjanjian dan mematuhinya secara penuh.

Jalur diplomasi

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pada hari Senin bahwa Washington bermaksud untuk mendukung dan memperpanjang pakta 2015, yang bertujuan untuk membatasi potensi pengayaan uranium Iran sebagai imbalan atas pencabutan sebagian besar sanksi.

Baca Juga: Iran: Kata-kata tidak baik, kami ingin hanya aksi Amerika soal kesepakatan nuklir

Blinken, yang berpidato di Konferensi Perlucutan Senjata di Jenewa, mengatakan dalam pidato yang direkam sebelumnya: “Amerika Serikat tetap berkomitmen untuk memastikan bahwa Iran tidak pernah memperoleh senjata nuklir. Diplomasi adalah jalan terbaik untuk mencapai tujuan itu.”




TERBARU

[X]
×