Reporter: Rika Theo, Reuters |
ATHENA. Ada-ada saja. Publik Yunani meminta juru bicara parlemen Byron Polydoras mundur karena memasukkan putrinya untuk bekerja di parlemen.
Yunani sudah memasuki tahun kelima resesi dan berusaha bertahan di zona euro. Banyak warga Yunani yang menyalahkan partai-partai politik besar yang memerintah negara itu selama hampir empat dekade. Salah satu gerundelan warga adalah masalah kroniisme yang terjadi di pemerintahan.
Di tengah situasi itu, apa yang dilakukan Polydoras dari Partai Conservative New Democracy langsung menuai hujatan.
Polydoras diangkat sebagai juru bicara parlemen hanya selama sehari setelah pemilu pada 6 Mei lalu. Menurut dokumen resmi, ketika itu ia mengangkat puterinya sendiri sebagai pegawai tetap di kantornya. Artinya, seperti pegawai negeri umumnya di negara itu, sang puteri tak dapat dipecat.
Media lokal menyebut tindakan Polydoras itu ‘amoral.’ Sebuah halaman Facebook berjudul “Polydoras mundur sekarang juga” memiliki lebih dari 2.200 fans pada hari Kamis (9/8).
“Yang perlu ia lakukan adalah mengundurkan diri setelah penunjukan puterinya yang menggelikan itu ketika ribuan anak tak mendapat pekerjaan dan tanpa masa depan,” kata seorang pengunjung di situs itu.
Polydoras, politisi flamboyan yang gemar mengutip para filsuf Yunani kuno itu, serta-merta membela diri. Ia mengklaim berhak mempekerjakan puterinya.
“Saya hanya mengisi posisi untuk satu pegawai, bukan enam, dengan menunjuk puteri saya yang merupakan rekan yang dekat dan berharga. Dia memiliki tiga gelar master, berbicara empat bahasa, dan saya bertanya ke diri sendiri mengapa masalah ini ramai di publik sekarang,” tuturnya kepada koran Eleftheros Typos.
Para pegawai swasta sudah lama mengeluhkan bahwa kantor-kantor pemerintah diisi oleh para PNS yang masuk ke sana sebagai imbal balas atas suara yang diberikan. Banyak PNS itu yang bekerja di bawah kapasitasnya namun tak bisa dipecat sesuai undang-undang di Yunani.
“Byron Polydoras hanya jadi juru bicara parlemen selama sehari. Jika dia tinggal lebih dari sehari, apa dia juga akan mempekerjakan puterinya yang lain?” tulis komentator Ilias Kanellis di surat kabar Ta Nea.