kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Angkatan Udara AS Klaim Telah Berhasil Menguji Senjata Hipersonik Pertamanya


Selasa, 17 Mei 2022 / 11:38 WIB
Angkatan Udara AS Klaim Telah Berhasil Menguji Senjata Hipersonik Pertamanya
ILUSTRASI. Pesawat bomber B-52 Stratofortress


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Angkatan Udara AS  pada hari Senin (16/5)melaporkan telah berhasil melakukan uji coba senjata hipersonik pertamanya. Rudal ini disebut berhasil melesat dengan kecepatan lima kali lebih besar dari kecepatan suara.

Dilansir dari Reuters, uji coba dilakukan pada hari Sabtu (14/5) di lepas pantai California Selatan. Senjata hipersonik AS, atau Senjata Respons Cepat yang Diluncurkan Udara (ARRW), diluncurkan melalui pesawat pembom B-52.

Dalam pernyataannya, Angkatan Udara AS mengatakan booster ARRW menyala dengan durasi yang sesuai dengan harapan.

Baca Juga: China Protes Keras Keputusan AS yang Mengirim Sistem Pertahanan Udara ke Taiwan

"Setelah berpisah dari pesawat, booster ARRW menyala dan terbakar selama durasi yang diharapkan, mencapai kecepatan hipersonik lima kali lebih besar dari kecepatan suara," ungkap Angkatan Udara AS.

Bulan lalu, Bloomberg melaporkan bahwa Angkatan Udara AS akan mendeklarasikan kemampuan operasional awal senjata hipersonik pada akhir tahun 2023. Mundur satu tahun dari rencana awal pada 30 September 2022.

Meski dianggap sebagai negara dengan kekuatan militer terbesar di dunia, nyatanya AS masih tertinggal dalam hal pengembangan senjata hipersonik.

senjBaca Juga: Kembali Tunda Senjata Hipersonik, AS Makin Tertinggal dari China dan Rusia

Rusia memulai debutnya dengan meluncurkan rudal hipersonik jenis udara-ke-darat dalam serangan di Ukraina pada bulan April lalu. Sementara China juga telah berhasil menembakkan rudal hipersonik dalam uji coba dari orbit Bumi menuju target yang ada di Bumi pada bulan Juli tahun lalu.

Rudal hipersonik AS, yang diproduksi oleh Lockheed Martin, mengalami kegagalan dalam tiga tes motor booster secara berturut-turut tahun lalu.

Bloomberg mencatat, Lockheed Martin mendapatkan kontrak pengembangan awal senilai US$ 480 juta pada April 2018, yang kemudian dinaikkan menjadi US$ 986 juta di Desember 2019.

Secara keseluruhan, Angkatan Udara AS telah menerima anggaran mencapai US$ 1,4 miliar untuk pengembangan senjata hipersonik pertamanya.




TERBARU

[X]
×