Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
5. Afrika Selatan
Menteri Keuangan Afrika Selatan menolak gagasan mata uang BRICS.
“Tidak ada seorang pun yang mengajukan masalah mata uang BRICS, bahkan dalam pertemuan informal sekalipun,” kata Enoch Godongwana kepada Bloomberg di sela-sela pertemuan puncak tahunan blok tersebut di Johannesburg pada hari Kamis.
Dia menambahkan, “Mendirikan mata uang bersama berarti mendirikan bank sentral, dan itu berarti kehilangan independensi terhadap kebijakan moneter, dan saya rasa tidak ada negara yang siap untuk itu,” tambahnya kepada media.
Sebaliknya, Afrika Selatan tampaknya cenderung meningkatkan perdagangan mata uang lokal di blok tersebut.
Pada bulan April, wakil presiden Afrika Selatan Paul Mashatile mengatakan blok BRICS berupaya mengurangi ketergantungannya pada dolar AS.
Baca Juga: Ini Alasan Utama Mengapa Investor Global Masih Menjauh dari China
Pendapat analis
Mengutip Fortune, Jim O'Neill, ekonom veteran yang menciptakan istilah BRIC (kelompok ini awalnya tidak termasuk Afrika Selatan) ketika dia bekerja di Goldman Sachs pada tahun 2001, mengkritik rencana tersebut pada minggu ini.
"Ini konyol," katanya kepada Financial Times Selasa. “Mereka akan membuat bank sentral BRICS? Bagaimana Anda melakukannya? Ini hampir memalukan.”
O'Neill, yang sekarang menjabat sebagai penasihat senior di think tank Chatham House yang berbasis di Inggris, berpendapat bahwa kelompok negara tersebut tidak pernah mencapai apa pun sejak mereka pertama kali memulai pertemuan pada tahun 2009 di tengah pertikaian yang konsisten.
Sebelumnya, Penulis Rich Dad Poor Dad Robert Kiyosaki mengatakan KTT BRICS dapat mempercepat de-dolarisasi.
Baca Juga: BI Perluas Kerjasama Pemakaian Transaksi Uang Lokal demi Kurangi Ketergantungan Dolar
Melansir Business Insider, selama KTT, Kiyosaki memprediksi, negara-negara BRICS kemungkinan akan meluncurkan mata uang perdagangan baru yang didukung oleh emas.
"PERANG GANG: 22 Agustus 2023 sekitar 41 negara, bahkan mungkin Prancis hadir di Afrika Selatan untuk 'dedolarisasi' dunia. Proposal: negara-negara BRICS akan meluncurkan 'bric' uang mereka," demikian cuitan Kiyosaki pada Rabu (26/7/2023) lalu.
Kiyosaki mengatakan bahwa sebuah mata uang yang didukung emas akan bernilai US$ 3.000.
"Sampai jumpa dolar AS," tulisnya.