Sumber: South China Morning Post | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Pada hari Minggu, Korea Utara mengisyaratkan bahwa mereka akan kembali dan tetap berpegang pada pendekatan tradisional brinkmanship diplomatik untuk lebih lanjut menekan para pejabat di AS dan Korea Selatan.
Menurut kantor berita KCNA Korea Utara, Kim mengatakan dalam pertemuan Komisi Militer Pusat dari Partai Buruh yang memerintah, bahwa ia berusaha "untuk meningkatkan keseluruhan angkatan bersenjata negara itu ... secara militer dan politik".
Kim juga memprioritaskan "peningkatan yang menentukan seluruh pertahanan nasional dan hal-hal inti untuk pengembangan kemampuan militer yang berkelanjutan dan dipercepat," lapor KCNA.
Baca Juga: Trump: Kesepakatan dagang dengan China akan segera ditandatangani dalam waktu singkat
Perilaku bermusuhan Korea Utara mungkin mencerminkan frustrasi Kim, menurut Mark Tokola, mantan wakil kepala misi di kedutaan besar AS di Korea Selatan.
“Para pejabat di Seoul percaya bahwa Kim Jong-un kecewa karena program nuklirnya tidak akan membuat terobosan. Mereka pikir Kim tidak yakin mengenai apa yang harus dilakukan tentang itu,” kata Tokola, baru-baru ini setelah kembali dari perjalanan ke Korea Selatan.
“Sanksi tampaknya berhasil, menurut rekan-rekan Korea Selatan di Seoul. Ini memiliki efek besar pada Korea Utara," jelas Tokola, yang saat ini menjabat sebagai wakil presiden Korea Economic Institute of America.