kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Apakah di 2020 akan terjadi api dan amarah jilid 2 antara AS dengan Korut?


Rabu, 25 Desember 2019 / 15:35 WIB
Apakah di 2020 akan terjadi api dan amarah jilid 2 antara AS dengan Korut?
ILUSTRASI. Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. NO THIRD PARTY SALES. SOUTH KOREA OUT.


Sumber: South China Morning Post | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Para ahli memprediksi akan terjadi banyak gangguan pada tahun depan: 2017 diselingi oleh pertukaran penghinaan dan keributan, di mana Trump mengatakan bahwa jika Korea Utara tidak berhenti mengancam AS, maka Korut akan "bertemu dengan api dan amarah yang belum pernah dilihat dunia sebelumnya.”

Provokasi Pyongyang terus meningkat pada tahun 2017. Yakni dengan melakukan uji coba nuklir terbaru. Pada waktu itu, Korut menunjukkan hasil atom yang dampaknya sekitar enam kali lipat dari bom nuklir yang dijatuhkan di Hiroshima pada tahun 1945. Juga pada tahun 2017, Pyongyang tampaknya berniat mengembangkan kapasitasnya untuk mengirimkan senjata semacam itu, melakukan 17 uji coba rudal, termasuk Hwasong-15 -apa yang Pyong yang sebut sebagai rudal balistik antarbenua- yang dapat mencapai daratan AS.

Baca Juga: Hong Kong bakal gelar aksi unjuk rasa besar-besaran selama pekan Natal

Mungkin karena hal ini, ketegangan mereda pada tahun 2018. Kim mengumumkan bahwa ia ingin pindah dari kebijakan byungjin untuk mengembangkan senjata nuklir dan ekonomi Korea Utara secara bersamaan, dan hanya memusatkan perhatian pada ekonomi saja.

Pertemuan gagal mengubah keadaan

Pertemuan Kim dan Trump di Singapura pada Juni tahun lalu tampaknya merupakan peluang nyata: Jika Pyongyang mengakhiri program senjata nuklirnya dan meluncurkan rudal, AS akan mendukung berakhirnya sanksi dan membantu Korea Utara membangun ekonominya.

Baca Juga: Pemimpin Hong Kong: Masa depan ekonomi kita diliputi ketidakjelasan

Tetapi setelah pertemuan kedua Kim dengan Trump gagal di Hanoi Februari ini, dan sanksi internasional -yang pada akhirnya memangkas pendapatan ekspor Pyongyang dengan melarang penjualan makanan laut Korea Utara, besi dan bijih besi- tidak dicabut, tidak ada tanda-tanda kemakmuran yang muncul di negara tersebut. 

Pertemuan ketiga dengan Trump di zona demiliterisasi antara Korea Utara dan Selatan Juni ini juga gagal mengubah keadaan.

Baca Juga: China akan pangkas sejumlah tarif impor pada 1 Januari 2020




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×