Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - DUBAI. Arab Saudi pada Selasa (27/10) mengutuk kartun yang menyinggung Nabi Muhammad dan segala upaya untuk menghubungkan Islam dengan terorisme.
Tetapi, Arab Saudi tidak menggemakan seruan seperti negara-negara Muslim lainnya untuk melakukan tindakan terhadap kartun Nabi Muhammad yang ditampilkan di Prancis.
"Kebebasan berekspresi dan budaya harus menjadi mercusuar untuk menghormati, toleransi, dan perdamaian yang menolak praktik dan tindakan yang menimbulkan kebencian, kekerasan, dan ekstremisme, serta bertentangan dengan koeksistensi," kata Kementerian Luar Negeri Arab Saudi seperti dikutip Reuters.
Kartun Nabi Muhammad telah memicu kemarahan di dunia Muslim, dengan pemimpin Turki menyerukan boikot barang-barang Prancis dan parlemen Pakistan mengeluarkan resolusi yang mendesak pemerintah untuk menarik utusannya dari Paris.
Baca Juga: Tak mau cabut kartun Nabi Muhammad, boikot produk Prancis meluas
Di Arab Saudi, seruan untuk memboikot jaringan hipermarket Prancis Carrefour menjadi tren di media sosial, meskipun dua toko utama yang Reuters sambangi di Riyadh pada Senin (26/10) tampak sibuk seperti biasanya.
Seorang perwakilan Carrefour mengatakan, belum merasakan dampak apa pun.
Majid Al Futtaim yang berbasis di Uni Emirat Arab, yang memiliki dan mengoperasikan gerai Carrefour di seluruh Timur Tengah, menyatakan, jaringannya mendukung ekonomi regional dengan mengambil sebagian besar barang dari pemasok lokal dan mempekerjakan ribuan orang.
"Kami memahami bahwa ada kekhawatiran di antara konsumen di seluruh kawasan saat ini, dan kami sedang memantau situasi dengan cermat," katanya dalam pernyataan yang dikirim ke Reuters, Senin (26/10).
Di negara tetangga Kuwait, beberapa supermarket telah menarik produk Prancis di bawah arahan serikat koperasi.