kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Erdogan serukan warga Turki boikot produk-produk Prancis


Selasa, 27 Oktober 2020 / 04:48 WIB
Erdogan serukan warga Turki boikot produk-produk Prancis
ILUSTRASI. Presiden Turki Tayyip Erdogan pada Senin (26/10/2020) meminta warga Turki untuk memboikot barang-barang Prancis. Presidential Press Office/Handout via REUTERS/AWW/djo


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - ANKARA. Presiden Turki Tayyip Erdogan pada Senin (26/10/2020) meminta warga Turki untuk memboikot barang-barang Prancis dan mendesak para pemimpin Uni Eropa untuk menghentikan agenda "anti-Islam" pemimpin Prancis Emmanuel Macron.

Untuk hari ketiga, Erdogan mengatakan bahwa presiden Prancis membutuhkan pemeriksaan kesehatan mental. Erdogan kembali mengulangi teguran yang menyebabkan Prancis menarik duta besarnya dari Ankara selama akhir pekan, ketika dia menyerukan Turki untuk memboikot produk Prancis.

"Sama seperti mereka mengatakan 'Jangan membeli barang dengan merek Turki' di Prancis, saya menyerukan kepada semua warga saya dari sini untuk tidak pernah membantu merek Prancis atau membelinya," kata Erdogan seperti yang dikutip Reuters.

Menurut lembaga statistik Turki, Prancis adalah sumber impor terbesar ke-10 negara itu dan pasar terbesar ketujuh untuk ekspor Turki. Di antara impor utama Prancis, mobil Prancis termasuk di antara mobil dengan penjualan tertinggi di Turki.

Baca Juga: Tantang AS, Erdogan: Apa pun sanksi yang mungkin diberikan ke Turki, jangan ditunda

"Para pemimpin Eropa dengan pandangan ke depan dan moralitas harus menghancurkan tembok ketakutan," kata Erdogan dalam pidatonya di awal minggu untuk memperingati hari lahir Nabi Muhammad di Turki.

"Mereka harus mengakhiri agenda anti-Islam dan kampanye kebencian yang dipimpin Macron."

Reuters memberitakan, pada Senin malam, Kedutaan Besar Prancis di Ankara mengeluarkan peringatan kepada warga negara Prancis yang tinggal dan bepergian di Turki untuk melakukan "kewaspadaan yang besar" karena konteks "lokal dan internasional", mendesak mereka untuk menghindari pertemuan atau demonstrasi di tempat umum.

Baca Juga: Erdogan: Amerika Serikat tidak mengerti siapa yang dihadapinya

Macron telah berjanji untuk melawan "separatisme Islam", dengan mengancam akan mengambil alih beberapa komunitas Muslim di Prancis. Negara itu telah diguncang oleh pemenggalan kepala seorang guru oleh seorang militan Islam, yang merupakan aksi pembalasan atas penggunaan kartun Nabi Muhammad di sebuah kelas tentang kebebasan berekspresi.

Turki dan Prancis sama-sama merupakan anggota aliansi militer NATO, tetapi telah berselisih mengenai masalah-masalah termasuk Suriah dan Libya, yurisdiksi maritim di Mediterania timur, dan konflik di Nagorno-Karabakh.

Selanjutnya: Kecemasan NATO terbukti, Turki uji coba rudal S-400 buatan Rusia di Laut Hitam




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×