kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Erdogan: Amerika Serikat tidak mengerti siapa yang dihadapinya


Senin, 26 Oktober 2020 / 12:44 WIB
Erdogan: Amerika Serikat tidak mengerti siapa yang dihadapinya
ILUSTRASI. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menghadiri konferensi pers dengan Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban (tidak ada dalam foto) di Budapest, Hongaria, 7 November 2019.


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - ANKARA. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sekali lagi menegaskan, Turki tidak bakal menolak sistem pertahanan udara S-400 buatan Rusia, terlepas dari posisi Amerika Serikat (AS).

"Amerika Serikat tidak mengerti siapa yang dihadapinya. Anda (AS) mengatakan, untuk mengirim S-400 kembali ke Rusia. Tapi, kami bukan negara suku, kami adalah Turki," tegas Erdogan, Minggu (25/10).

Dia menyatakan, AS bebas mengenakan sanksi apa pun yang mereka sukai atas Turki. "Apa pun sanksi yang mungkin diberikan, jangan tunda penerapannya," katanya seperti dikutip TASS.

Menurut Erdogan, Turki "telah membayar sejumlah uang untuk program jet tempur siluman F-35 generasi kelima kepada AS. "Tetapi, Amerika Serikat tidak mengirimkannya," ungkap dia.

Baca Juga: Kecemasan NATO terbukti, Turki uji coba rudal S-400 buatan Rusia di Laut Hitam

Rudal canggih S200 buatan Rusia

Melanjutkan uji coba rudal S-400

Pada Jumat (23/10) pekan lalu, Presiden Turki mengonfirmasi bahwa uji peluncuran dari sistem pertahanan anti-pesawat S-400 telah dilakukan selama latihan pada 16 Oktober. 

Ia mengatakan, Turki berencana untuk melanjutkan uji peluncuran rudal S-400, terlepas dari posisi AS.

Sebelumnya, Departemen Luar Negeri AS menyatakan, tindakan Turki itu bertentangan dengan kewajibannya sebagai anggota NATO. Kementerian Pertahanan Turki membantah tuduhan AS tersebut.

Rusia mengatakan, pada September 2017, mereka telah menandatangani kontrak senilai US$ 2,5 miliar untuk sistem pertahanan udara S-400 dengan Turki. 

Baca Juga: Turki uji coba sistem pertahanan udara S-400 buatan Rusia, AS mengutuk keras


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×