Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - DUBAI/RIYADH. Arab Saudi dapat secara drastis membatasi jumlah jemaah pada ibadah haji tahunan untuk mencegah penyebaran virus corona. Menurut sumber Reuters yang mengetahui detail permasalahan ini, kebijakan ini akan diambil setelah kasus di negara itu mencapai 100.000 orang.
Data Reuters menunjukkan, sekitar 2,5 juta jemaah mengunjungi situs-situs Islam paling suci di Mekah dan Madinah untuk musim haji yang berlangsung selama seminggu.
Haji merupakan kewajiban yang harus ditunaikan umat Muslim di seluruh dunia, sekali seumur hidup bagi mereka yang mampu. Data resmi menunjukkan, haji dan umrah sepanjang tahun memberikan pendapatan bagi kerajaan sekitar US$ 12 miliar per tahun.
Baca Juga: Haji 2020 batal, Kementerian Agama pastikan dana jemaah aman
Arab Saudi meminta Muslim pada bulan Maret untuk menunda rencana haji dan menangguhkan umrah sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Dua sumber Reuters yang mengetahui masalah ini mengatakan, pihak berwenang sekarang mempertimbangkan untuk mengizinkan hanya angka simbolis tahun ini, dengan pembatasan termasuk larangan jamaah yang lebih tua dan pemeriksaan kesehatan tambahan.
Sumber lain yang akrab dengan masalah tersebut mengatakan kepada Reuters, dengan prosedur yang ketat, pihak berwenang menilai adanya kemungkinan untuk menerima hingga 20% dari kuota jamaah reguler masing-masing negara.
Baca Juga: Ibadah haji tahun ini dibatalkan, bagaimana nasib dana calon jamaah di bank syariah?
Beberapa pejabat masih mendesak pembatalan haji, yang diperkirakan akan dimulai akhir Juli, kata tiga sumber Reuters.
Kantor media pemerintah dan juru bicara kementerian haji dan umrah Arab Saudi tidak menanggapi permintaan komentar.
Membatasi atau membatalkan haji akan semakin menekan keuangan pemerintah Arab Saudi yang saat ini tengah tertekan akibat jatuhnya harga minyak dan pandemi. Analis memprediksi, kontraksi ekonomi negara kerajaan ini akan semakin parah tahun ini.
Baca Juga: Ibadah haji tahun ini batal, Wapres Ma'ruf Amin pastikan hak calon jamaah tak hilang
Kerajaan menghentikan penerbangan penumpang internasional pada bulan Maret, dan pada hari Jumat, memberlakukan kembali jam malam di Jeddah, lokasi di mana penerbangan haji mendarat, setelah terjadi lonjakan infeksi di kota.
Pada 2019, sekitar 19 juta jemaah melaksanakan ibadah umrah, sementara ibadah haji menarik sekitar 2,6 juta jemaah. Sebuah rencana reformasi ekonomi Putra Mahkota Mohammed bin Salman bertujuan untuk meningkatkan kapasitas umrah dan haji menjadi 30 juta jemaah setiap tahun dengan target pendapatan senilai 50 miliar riyal (US$ 13,32 miliar) pada tahun 2030.