Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seiring meningkatnya ketegangan geopolitik global—dari perang tarif antara Amerika Serikat dan Tiongkok, konflik Rusia-Ukraina, hingga eskalasi di Timur Tengah—kekhawatiran akan potensi Perang Dunia Ketiga semakin mencuat.
Di tengah situasi tersebut, muncul sebuah klaim menggemparkan: pemerintah Amerika Serikat diduga telah membangun kota bawah tanah rahasia senilai US$21 triliun sebagai persiapan menghadapi skenario terburuk.
Mengutip ladbible, klaim ini disampaikan oleh Catherine Austin Fitts, mantan Asisten Menteri Perumahan dan Pembangunan Perkotaan Amerika Serikat di bawah pemerintahan George H. W. Bush (1989–1990).
Baca Juga: Foto Bumi dari Sudut Pandang Tak Terduga Ini Bikin Netizen Tercengang
Dalam sebuah wawancara di podcast milik Tucker Carlson, Fitts menyatakan bahwa Amerika telah menggelontorkan dana dalam jumlah fantastis melalui pengeluaran yang tidak diotorisasi, atau disebut juga “unauthorized spending”.
Anggaran Gelap: US$21 Triliun yang Tidak Terlacak
Menurut Fitts, antara tahun 1998 hingga 2017, tercatat pengeluaran negara yang tidak sah mencapai US$21 triliun (Rp 344.610 triliun), sebuah angka yang mengundang pertanyaan serius mengenai transparansi fiskal negara adidaya tersebut.
Klaim ini merujuk pada laporan tahun 2017 yang disusun oleh ekonom dari Michigan State University, Mark Skidmore, yang menemukan ketidaksesuaian besar dalam anggaran militer AS. Skidmore mencatat bahwa Angkatan Darat AS melakukan penyesuaian akuntansi senilai US$6,5 triliun pada tahun fiskal 2015, padahal anggaran resmi hanya sekitar US$122 miliar.
“Itu berarti penyesuaian yang tidak didukung adalah 54 kali lebih besar dari anggaran resmi, sebuah anomali besar dalam pengelolaan keuangan publik,” kata Fitts.
Infrastruktur Kota Bawah Tanah: 170 Pangkalan Rahasia?
Setelah lebih dari satu dekade melakukan penyelidikan terhadap aliran dana tersebut, Fitts menyatakan bahwa dana tersebut telah digunakan untuk membangun infrastruktur bawah tanah dalam skala masif.
Baca Juga: Asteroid Besar Menuju Bumi! Ilmuwan Peringatkan Potensi Tabrakan pada 2032
“Kami telah membangun jumlah pangkalan bawah tanah yang luar biasa, lengkap dengan sistem transportasi dan fasilitas kota,” ungkap Fitts.
Ia memperkirakan bahwa setidaknya 170 instalasi bawah tanah telah didirikan di seluruh wilayah Amerika Serikat. Meski tidak menyebutkan lokasi pasti dari fasilitas ini, Fitts menduga bahwa sebagian besar berada di lokasi yang tidak terjangkau publik, bahkan di bawah permukaan laut.
Fungsi Strategis: Dari Program Antariksa Rahasia hingga Mitigasi Kepunahan
Tujuan dari pembangunan masif ini, menurut Fitts, adalah untuk menjadi tempat perlindungan dalam peristiwa bencana besar seperti peristiwa hampir punah (near-extinction event), atau untuk mendukung proyek-proyek rahasia pemerintah.
“Jika Anda menjalankan program luar angkasa rahasia, tentu Anda membutuhkan platform peluncuran yang tidak terlihat,” jelasnya.
Klaim tersebut juga berkaitan erat dengan narasi lama mengenai proyek rahasia pemerintah AS seperti Proyek Montauk, Area 51, dan infrastruktur militer pasca-Patriot Act.
Referensi dari Media Arus Utama: Proyek "Top Secret America"
Fitts juga menyebut laporan investigatif “Top Secret America” yang dirilis oleh The Washington Post sekitar tahun 2010–2012. Proyek jurnalistik ini mendokumentasikan ledakan pembangunan instalasi rahasia di Amerika Serikat setelah peristiwa 9/11.
Baca Juga: Ilmuwan Temukan Tanda-tanda Struktur Tersembunyi di Dalam Inti Bumi
“Salah satu wartawan membuat basis data seluruh instalasi rahasia yang telah dibangun, baik di atas maupun di bawah tanah, sejak diberlakukannya Patriot Act,” ujar Fitts.
Laporan tersebut mendokumentasikan lebih dari 1.200 organisasi pemerintah dan 1.900 perusahaan swasta yang terlibat dalam program intelijen rahasia, menyebar di lebih dari 10.000 lokasi di seluruh AS.
Kontroversi dan Keterbatasan Verifikasi
Meskipun klaim ini mendapat perhatian luas di media alternatif dan kalangan skeptis pemerintah, belum ada konfirmasi resmi dari pemerintah Amerika Serikat mengenai keberadaan fasilitas-fasilitas tersebut.
Ketiadaan transparansi membuat verifikasi sulit dilakukan, sekaligus menyuburkan berbagai teori konspirasi.
Namun, angka US$21 triliun sebagai "pengeluaran tak sah" tetap menjadi anomali fiskal yang signifikan, yang layak untuk ditelusuri lebih lanjut oleh lembaga independen dan publik internasional.