Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Amerika Serikat (AS) memperingatkan perusahaan pelayaran Cina agar tidak mematikan transponder kapal mereka untuk menyembunyikan pengiriman minyak Iran yang melanggar sanksi negeri uak Sam.
"Kami telah mengirim pesan sangat banyak kepada perusahaan-perusahaan pelayaran, Anda jangan melakukan itu, itu tidak sepadan," kata seorang pejabat Pemerintah AS kepada Reuters dengan syarat anonim, Rabu (16/10). "Itu perilaku yang sangat berbahaya dan tidak bertanggungjawab".
China adalah pembeli minyak Iran terbesar yang tersisa setelah Presiden Donald Trump memberlakukan kembali sanksi terhadap ekspor utama Teheran itu. Trump memperketat sanksi AS pada Mei lalu dalam upaya untuk mendorong penjualan minyak Iran ke angka nol.
Baca Juga: Iran economy to shrink 9.5% this year amid tighter U.S. sanctions, says IMF
Sanksi tersebut bertujuan untuk membatalkan ambisi nuklir, program rudal balistik, serta pengaruh Iran di Suriah, Irak, dan negara-negara lain. Ekspor minyak negeri mullah pun anjlok menjadi kurang dari 400.000 barel per hari dari sekitar 2,5 juta barel per hari.
Pada 25 September lalu, AS memberlakukan sanksi terhadap lima warga dan dua perusahaan China, lantaran mereka telah mengirim minyak mentah Iran yang melanggar sanksi. Kedua perusahaan itu adalah anak usaha COSCO Shipping Corp.
Beberapa hari kemudian, mengacu data kapal di Refinitiv Eikon, dari 14 kapal tanker milik COSCO Shipping Tanker (Dalian), sekitar sepertiganya berhenti mengirim data lokasi dari sistem identifikasi otomatis (AIS) antara 30 September hingga 7 Oktober.
Pemerintah AS pada Selasa (15/10) lalu menyatakan, pihaknya secara independen sudah mengonfirmasi bahwa COSCO Shipping Tanker telah mematikan AIS di kapal-kapal milik mereka. Semua kecuali tiga kapal kini bisa dilacak sejak laporan Reuters pada 9 Oktober memberitakan hal itu.
Lokasi terbaru untuk very large crude carriers (VLCC) Yuan Shan Hu dan Cosglad Lake masih belum tersedia antara 8 Oktober hingga 16 Oktober. Sementara kapal tanker berukuran besar jenis Aframax, Yang Mei Hu tidak bisa dilacak sejak 11 Oktober.
COSCO Shipping Tanker mengatakan dalam pernyataan melalui e-mail kepada Reuters, tidak ada kapal milik mereka yang mematikan atau berhenti mengirimkan sinyal AIS. "Kami akan terus mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku dalam menjalankan operasi bisnis," ujar COSCO Shipping Tanker.
Baca Juga: Iran klaim temukan cadangan gas alam baru yang bisa mendatangkan US$ 40 miliar
Organisasi Maritim Internasional meminta kapal menggunakan transponder untuk keselamatan dan transparansi. Kru bisa mematikan perangkat itu jika ada pembajakan atau bahaya serupa. Tetapi, transponder sering dimatikan untuk menyembunyikan lokasi kapal selama kegiatan ilegal.
"Kami benar-benar akan menggunakan kapal pada saat ini karena setiap kapal sangat penting bagi perekonomian Iran," kata pejabat Pemerintah AS lainnya yang menolak namanya ditulis kepada Reuters.