Sumber: TASS | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - ANKARA. Turki mempertimbangkan untuk membeli kembali sistem rudal anti-pesawat S-400 dari Rusia, terlepas dari tekanan Amerika Serikat (AS).
"Pekerjaan kami pada resimen kedua dari sistem S-400 terus berlanjut," kata Kepala Industri Pertahanan Turki Ismail Demir dalam wawancara dengan saluran televisi NTV, Rabu (3/3), seperti dikutip kantor berita TASS.
Selain itu, dia menyebutkan, Turki juga berupaya memperkuat angkatan bersenjatanya dengan mengembangkan sistem pertahanan udaranya sendiri.
"Tahun ini, pengiriman sistem Sungur dan Hisar A+ akan dimulai, dan pengembangan sistem pertahanan udara Siper domestik terus berlanjut," ujar Demir
Baca Juga: Turki: Semua upaya kami tidak selalu untuk kembali ke program jet tempur F-35 Amerika
Menurutnya, Turki belum melihat konsekuensi sanksi dari AS atas pembelian sistem rudal permukaan-ke-udara S-400 buatan Rusia.
"Kami akan melihat dampak dari penerapan CAATSA (Undang-Undang Penentang Musuh Amerika Melalui Sanksi), tetapi saat ini tidak ada konsekuensi yang jelas dan kami akan menunggu," sebut dia.
Posisi AS tidak benar
Demir menyebutkan, posisi AS terhadap Turki atas pembelian S-400 salah. "Jika mereka berpikir bahwa ini akan menghalangi kami dari keputusan kami, maka mereka tidak benar," tegasnya.
Pada 14 Desember 2020, AS mengumumkan pemberlakuan sanksi kepada Industri Pertahanan Turki dan pimpinannya serta tiga warga Turki lainnya di bawah CAATSA atas pembelian S-400.
Baca Juga: Turki: Sistem pertahanan rudal S-400 buatan Rusia siap digunakan