kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

AS: China bertindak lebih represif di dalam negeri dan lebih agresif di luar negeri


Senin, 03 Mei 2021 / 13:28 WIB
AS: China bertindak lebih represif di dalam negeri dan lebih agresif di luar negeri
ILUSTRASI. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berbicara kepada wartawan selama konferensi pers pertamanya di Departemen Luar Negeri di Washington, AS, 27 Januari 2021. REUTERS/Carlos Barria.


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. China yang semakin kuat menantang tatanan dunia, bertindak "lebih represif" dan "lebih agresif" saat melenturkan pengaruhnya, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken mengatakan pada Minggu (2/5).

"Apa yang telah kami saksikan selama beberapa tahun terakhir adalah China bertindak lebih represif di dalam negeri dan lebih agresif di luar negeri. Itu adalah fakta," katanya dalam wawancara dengan Program 60 Minutes CBS, seperti dikutip Channel News Asia.

Pernyataan Blinken muncul setelah Presiden AS Joe Biden, dalam pidato pertamanya di depan Kongres pada Rabu (28/4) pekan lalu, menggarisbawahi bahwa dia tidak mencari konflik dengan China.

Biden menyatakan kepada Presiden China Xi Jinping, dalam persaingan untuk menjadi kekuatan dominan di abad ke-21, "kami menyambut baik persaingan dan kami tidak mencari konflik".

Baca Juga: Joe Biden: Militer AS akan tetap hadir di kawasan Indo-Pasifik!

Menurut Blinken, China adalah satu-satunya negara di dunia yang memiliki kemampuan militer, ekonomi, dan diplomatik untuk merusak atau menantang tatanan berbasis aturan yang sangat AS pedulikan dan bertekad untuk mempertahankannya.

"Tapi, saya ingin memperjelas tentang sesuatu, tujuan kami bukanlah untuk menahan China, tapi untuk menegakkan tatanan berbasis aturan inilah yang menjadi tantangan bagi China," ujar dia.

Ketegangan meningkat tajam dengan China selama beberapa tahun terakhir karena AS juga mempermasalahkan langkah militer Beijing yang tegas dan masalah hak asasi manusia. 

Termasuk apa yang Washington gambarkan sebagai genosida terhadap sebagian besar minoritas Muslim Uighur.

Selanjutnya: Kapal perusak AS intai dari dekat kapal induk Liaoning, China beri peringatan



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×