kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

AS: China disinyalir telah melakukan ledakan uji coba nuklir terlarang


Kamis, 16 April 2020 / 08:45 WIB
AS: China disinyalir telah melakukan ledakan uji coba nuklir terlarang
ILUSTRASI. Ilustrasi kapal selam nuklir China. REUTERS/Stringer


Sumber: South China Morning Post | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Traktat Larangan Uji Komprehensif 1996 (CTBT) memungkinkan kegiatan yang dirancang untuk memastikan keamanan senjata nuklir.

Seorang juru bicara untuk Organisasi Perjanjian Larangan Uji Komprehensif, yang memverifikasi kepatuhan dengan pakta tersebut, mengatakan kepada The Wall Street Journal bahwa tidak ada gangguan dalam transmisi data dari lima stasiun sensor China sejak akhir Agustus 2019 menyusul gangguan yang dimulai pada 2018.

Kedutaan Cina di Washington tidak segera menanggapi permintaan komentar dari South China Morning Post.

Baca Juga: Amerika Serikat sebut proyek satelit Iran bisa dipakai untuk proyek rudal nuklir

Seorang pejabat senior AS mengatakan kekhawatiran tentang kegiatan pengujian China mendukung kasus Presiden Donald Trump untuk membuat China bergabung dengan Amerika Serikat dan Rusia dalam pembicaraan mengenai perjanjian pengendalian senjata untuk menggantikan perjanjian Start Baru 2010 antara Washington dan Moskow yang berakhir pada Februari.

New Start membatasi Amerika Serikat dan Rusia untuk mengerahkan tidak lebih dari 1.550 hulu ledak nuklir, level terendah dalam beberapa dekade, dan membatasi rudal dan pembom berbasis darat dan kapal selam.

"Langkah dan cara pemerintah China memodernisasi simpanannya mengkhawatirkan, membuat tidak stabil, dan menggambarkan mengapa China harus dimasukkan ke dalam kerangka kendali senjata global," kata pejabat senior AS itu dengan syarat anonimitas.

Baca Juga: Presiden Iran: Kami memperkaya lebih banyak uranium

China, diperkirakan memiliki sekitar 300 senjata nuklir, telah berulang kali menolak proposal Trump, dengan alasan kekuatan nuklirnya defensif dan tidak menimbulkan ancaman.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×