kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.918   12,00   0,08%
  • IDX 7.194   53,44   0,75%
  • KOMPAS100 1.105   10,45   0,95%
  • LQ45 877   11,00   1,27%
  • ISSI 221   0,83   0,38%
  • IDX30 448   5,50   1,24%
  • IDXHIDIV20 540   5,09   0,95%
  • IDX80 127   1,35   1,07%
  • IDXV30 134   0,22   0,17%
  • IDXQ30 149   1,57   1,07%

AS Desak Warganya Tinggalkan Lebanon Pasca Ledakan Pager, Bagaimana Indonesia?


Senin, 23 September 2024 / 04:25 WIB
AS Desak Warganya Tinggalkan Lebanon Pasca Ledakan Pager, Bagaimana Indonesia?
ILUSTRASI. KBRI Beirut telah menjalin komunikasi intensif dengan warga negara Indonesia (WNI) di Lebanon. REUTERS/Aziz Taher


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mendesak warga AS di Lebanon untuk segera meninggalkan negara tersebut saat opsi komersial masih tersedia. 

Peringatan tersebut dirilis Departemen Luar Negeri AS pada Sabtu (21/9/2024) karena eskalasi atau peningkatan intensitas konflik Israel-Hizbullah. 

"Karena konflik Hizbullah dan Israel yang tidak dapat diprediksi dan ledakan baru-baru ini di seluruh Lebanon, Kedutaan Besar AS mendesak warga AS untuk meninggalkan Lebanon," terang Departemen Luar Negeri AS, dikutip dari Arab News, Sabtu. 

Lantas, apakah Indonesia menerapkan kebijakan yang serupa dengan AS untuk mengevakuasi warganya? 

Penjelasan Kemenlu 

Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI, Judha Nugraha menjelaskan, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beirut telah menjalin komunikasi intensif dengan warga negara Indonesia (WNI) di Lebanon. 

Terkait dengan serangan pager dan alat komunikasi pada 17-18 September 2024, Judha memastikan tidak ada WNI yang menjadi korban. Saat ini, KBRI Beirut terus mengimbau WNI agar dapat mengikuti proses evakuasi yang dipersiapkan oleh KBRI.  

Baca Juga: Komandan Tertinggi Hezbollah Ibrahim Aqil Tewas dalam Serangan Udara Israel di Beirut

“KBRI terus memonitor perkembangan dan melakukan komunikasi intensif dengan WNI di Lebanon,” ungkap Judha saat dihubungi Kompas.com, Jumat (20/9/2024). 

Sejak pecah konflik Israel-Palestina pada Sabtu (7/10/2023), KBRI Beirut resmi menetapkan status Siaga 1 di wilayah Lebanon bagian selatan, pada Selasa (10/10/2023). 

Sepuluh bulan kemudian, tepatnya pada Minggu (4/8/2024), KBRI Beirut meningkatkan status Siaga 1 di seluruh daerah di Lebanon. 

Berdasarkan data dari KBRI Beirut, terdapat 152 WNI yang menetap di seluruh wilayah Lebanon.  

“Sejak penetapan Siaga 1, KBRI telah memfasilitasi kepulangan 25 orang WNI dalam tiga gelombang,” terang Judha. 

Sementara itu, sebagian besar warga lainnya memilih untuk tetap tinggal di Lebanon. WNI yang masih bertahan di Lebanon mayoritas adalah mahasiswa. Judha mengimbau kepada WNI yang bertahan di Lebanon untuk tetap berkomunikasi secara intensif dengan KBRI Beirut. 

“Pihak KBRI Beirut dapat dihubungi melalui nomor hotline +96170817310,” kata Judha.

Baca Juga: Militer Israel Lakukan Serangan ke Beirut Lebanon



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×