kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

AS dikabarkan ancam beri sanksi jika Indonesia membeli senjata dari Rusia dan China


Minggu, 15 Maret 2020 / 07:05 WIB
AS dikabarkan ancam beri sanksi jika Indonesia membeli senjata dari Rusia dan China


Sumber: Bloomberg | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dikabarkan menekan Indonesia agar membatalkan kesepakatan untuk membeli jet tempur buatan Rusia dan kapal laut dari China. Hal ini adalah bagian dari upaya global AS untuk mencegah para kompetitor mengikis superioritas militer AS.

Seperti diberitakan Bloomberg, seorang pejabat yang tak disebutkan namanya bilang Indonesia baru-baru ini memutuskan untuk tidak melanjutkan rencana pengadaan 11 jet tempur Sukhoi Su-35 seharga US$ 1,1 miliar.

Baca Juga: Remehkan corona, Donald Trump bikin ilmuwan kebingungan

Pada bulan lalu, pejabat itu juga bilang kalau AS juga menekan Indonesia agar menjauh dari perundingan dengan China untuk membeli beberapa kapal patroli angkatan laut senilai US$ 200 juta.

Sang sumber bilang langkah untuk mengesampingkan kesepakatan itu terjadi setelah para pejabat AS menjelaskan bahwa Indonesia dapat menghadapi sanksi karena berurusan dengan Rusia. 

Pemerintahan Presiden Joko Widodo juga khawatir AS akan mengambil tindakan hukuman terhadap hubungan perdagangan jika melanjutkan perjanjian China.

Langkah-langkah tersebut menggambarkan bagaimana AS mengalami beberapa keberhasilan, yang kadang-kadang dengan menggunakan isu keuangan dan ekonomi untuk menghalangi negara-negara dari berurusan dengan Rusia dan China, yang telah diidentifikasi oleh pemerintahan Trump sebagai ancaman terbesar bagi keamanan nasional Amerika.

Baca Juga: Jack Ma sumbang 2 juta masker untuk atasi penyebaran virus corona di Eropa

AS juga mencoba meyakinkan sejumlah negara untuk menghindari penggunaan Huawei untuk jaringan seluler 5G, meski Inggris menjadi yang paling menonjol untuk menolak permintaan Presiden Donald Trump tersebut.




TERBARU

[X]
×