kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.295   -200,00   -1,24%
  • IDX 6.977   -130,64   -1,84%
  • KOMPAS100 1.042   -22,22   -2,09%
  • LQ45 818   -15,50   -1,86%
  • ISSI 213   -3,84   -1,77%
  • IDX30 417   -9,14   -2,14%
  • IDXHIDIV20 504   -9,85   -1,92%
  • IDX80 119   -2,45   -2,02%
  • IDXV30 125   -2,38   -1,87%
  • IDXQ30 139   -2,59   -1,83%

AS: Dukungan Militer Korea Utara ke Rusia adalah Kesalahan Besar


Jumat, 08 September 2023 / 08:29 WIB
AS: Dukungan Militer Korea Utara ke Rusia adalah Kesalahan Besar
ILUSTRASI. Wakil Presiden AS Kamala Harris mengatakan, dukungan militer Korea Utara ke Rusia adalah kesalahan besar . MEDIA CENTER KTT ASEAN 2023/Akbar Nugroho gumay


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pada Kamis (7/9/2023), Wakil Presiden AS Kamala Harris mengatakan bahwa merupakan sebuah "kesalahan besar" bagi Korea Utara jika menukar dukungan militer dengan Rusia untuk digunakan di Ukraina. 

Sementara mantan pejabat tinggi intelijen AS mengatakan bahwa kemungkinan besar Pyongyang akan mendapatkan imbalan berupa batasan. 

Mengutip Reuters, para pejabat AS telah memperingatkan dalam beberapa hari terakhir bahwa perundingan senjata antara Rusia dan Korea Utara sedang mengalami kemajuan.

Bahkan sebuah laporan minggu ini mengatakan bahwa Kim Jong Un dari Korea Utara berencana melakukan perjalanan ke Rusia pada bulan ini untuk bertemu dengan Presiden Vladimir Putin dan membahas pasokan senjata ke Moskow demi upaya perangnya.

Harris, yang berada di Indonesia untuk menghadiri KTT ASEAN, mengatakan kepada CBS News dalam sebuah wawancara yang disiarkan pada hari Kamis bahwa hal itu akan menjadi tanda keputusasaan bagi Rusia untuk mencari bantuan dari Korea Utara yang tertutup dan hal itu akan semakin mengisolasi kedua negara tersebut.

"Gagasan bahwa mereka akan memasok amunisi untuk mencapai tujuan tersebut akan menjadi kesalahan besar. Saya juga sangat yakin bahwa bagi Rusia dan Korea Utara, hal ini akan semakin mengisolasi mereka," kata Haris.

Baca Juga: Seberapa Mencemaskan Aliansi Vladimir Putin-Kim Jong Un Bagi AS dan Sekutunya?

Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan pada hari Selasa bahwa negosiasi senjata antara Rusia dan Korea Utara sedang berjalan secara aktif. Dia memperingatkan Kim bahwa negaranya akan membayar harga jika benar memasok senjata ke Rusia untuk digunakan di Ukraina.

Bulan lalu Washington menjatuhkan sanksi terhadap entitas yang dituduh terikat dengan perjanjian senjata antara Korea Utara dan Rusia.

Sydney Seiler, yang pensiun musim panas ini sebagai Pejabat Intelijen Nasional untuk Korea Utara di Dewan Intelijen Nasional AS, mengatakan kepada lembaga pemikir di Washington bahwa bagi Kim, kemungkinan pertemuan dengan Putin tampaknya merupakan hasil perhitungan bahwa ada sesuatu yang bisa didapat. 

"Skenario terburuknya adalah ... hubungan antara Rusia dan Korea Utara naik ke tingkat berikutnya, di mana Rusia secara aktif berupaya meningkatkan kemampuan militer Korea Utara," katanya. 

Namun, yang menjadi penghambat adalah keterbatasan dalam dukungan yang diberikan Rusia kepada Korea Utara – yang telah mengembangkan program rudal balistik dan senjata nuklir yang canggih meskipun ada sanksi internasional – dan kepatuhan Moskow terhadap tujuan denuklirisasi di semenanjung Korea.

“Kabar baiknya adalah, menurut pendapat saya, (bahwa) banyak batasan atau parameter tradisional tersebut… akan menjadi faktor pembatas,” kata Seiler.

Baca Juga: Kim Jong Un ke Rusia, Kemungkinan Bahas Lebih Banyak Pasokan Senjata untuk Perang

Dia mengatakan Kim mungkin berupaya untuk mengisi kekurangan sumber daya militer dan pasokan makanan ketika negara itu bangkit dari penutupan yang lama selama pandemi COVID-19.

“Substansi dari apa yang bisa diperoleh Korea Utara dari Rusia akan menjadi sangat penting dalam menentukan dampak strategisnya. Apakah itu makanan, apakah itu pasokan, apakah itu terkait dengan beberapa bahan yang diperlukan untuk memulai kembali pabrik, atau untuk memasok jalur perakitan amunisi? Atau apakah Rusia benar-benar ingin meningkatkan kemampuan Korea Utara... (di tengah) kekhawatiran atas dukungan terhadap program rudal, program nuklir, dan program konvensional?,” kata Seiler.

Seiler mengatakan Rusia mungkin bisa setuju untuk memberikan citra satelit kepada Korea Utara sampai Pyongyang berhasil menempatkan satelit militernya sendiri ke luar angkasa.

“Semua hal ini berpotensi meresahkan,” katanya.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×