Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Amerika Serikat mengumumkan akan menghapus tarif atas sejumlah produk pangan dan impor lain dari Argentina, Ekuador, Guatemala, dan El Salvador, di bawah kerangka kerja perdagangan baru yang bertujuan memberikan akses pasar lebih besar bagi perusahaan AS.
Langkah tersebut diharapkan dapat menurunkan harga kopi, pisang, dan berbagai komoditas pangan lain, kata seorang pejabat senior pemerintahan Trump pada Kamis (13/11/2025). Pemerintah AS berharap para peritel akan meneruskan penurunan biaya tersebut kepada konsumen.
Kesepakatan kerangka kerja dengan sebagian besar dari empat negara itu diperkirakan akan difinalisasi dalam dua minggu ke depan, dengan peluang perjanjian tambahan sebelum akhir tahun.
Dorongan Trump untuk Tekan Biaya Hidup
Menteri Keuangan AS Scott Bessent pada Rabu mengatakan bahwa pemerintahan Trump akan mengumumkan sejumlah langkah “substansial” untuk menurunkan harga produk seperti kopi, pisang, dan buah-buahan lainnya, sebagai bagian dari strategi menekan biaya hidup di Amerika Serikat.
Baca Juga: Pertama Kali di Era Trump, AS Sepakati Pasok Suku Cadang Jet Tempur ke Taiwan
Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio juga membahas kerangka kerja perdagangan AS–Brasil dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Brasil Mauro Vieira. Brasil diketahui merupakan produsen dan eksportir kopi terbesar dunia, tetapi ekspornya ke AS menghadapi tarif 50% yang diberlakukan oleh Presiden Trump.
Trump semakin memfokuskan diri pada isu keterjangkauan harga, menyusul serangkaian kekalahan Partai Republik dalam pemilu pekan lalu. Ia menegaskan bahwa kenaikan harga merupakan dampak kebijakan mantan Presiden Joe Biden, bukan tarif impornya sendiri yang diberlakukan secara luas.
Kemenangan Partai Demokrat di New Jersey, New York, dan Virginia, sebagian besar didorong oleh kekhawatiran terhadap biaya hidup, sementara sejumlah ekonom menilai tarif impor era Trump turut memicu tekanan harga.
AS Pertimbangkan Pengurangan Tarif yang Lebih Luas
The New York Times melaporkan bahwa pemerintahan Trump sedang mempertimbangkan pembebasan tarif tambahan untuk produk-produk seperti daging sapi dan buah sitrus, termasuk dari negara yang belum memiliki perjanjian dagang resmi dengan AS. Gedung Putih tidak memberikan komentar atas laporan tersebut.
Pejabat AS mengatakan pihaknya juga melakukan pembicaraan yang “sangat konstruktif” dengan negara-negara Amerika Tengah dan Amerika Selatan lainnya, serta mengisyaratkan kemungkinan lebih banyak kesepakatan dagang sebelum akhir tahun.
Pembicaraan perdagangan dengan Swiss dan Taiwan pada Kamis juga disebut berjalan positif.
Sambutan dari Argentina, Ekuador, Guatemala, dan El Salvador
Negara-negara yang masuk dalam kesepakatan tersebut menyambut positif langkah AS.
Kerangka kerja itu akan mempertahankan tarif 10% untuk sebagian besar barang dari El Salvador, Guatemala, dan Argentina, serta 15% untuk barang dari Ekuador. Namun AS akan menghapus tarif pada produk yang tidak diproduksi di dalam negeri, seperti pisang dan kopi dari Ekuador.
Kesepakatan ini serupa dengan perjanjian dagang yang diumumkan AS dengan negara-negara Asia pada Oktober, termasuk komitmen untuk menghapus pajak layanan digital bagi perusahaan AS serta pembukaan pasar untuk produk pertanian dan industri AS.
Baca Juga: AS Buka 50.000 Lowongan Baru di Era Trump, Fokus ke Imigrasi dan Keamanan
“Melalui semua perjanjian ini (di Asia maupun dengan Amerika Latin) kami mempertahankan tarif inti, memberi keringanan tarif untuk produk tertentu, dan pada saat yang sama membuka akses pasar luar negeri secara lebih luas,” kata pejabat senior tersebut.
Menteri Luar Negeri Argentina Pablo Quirno mengatakan kesepakatan itu akan menciptakan kondisi bagi meningkatnya investasi AS di negaranya, dan memuji Presiden Javier Milei atas komitmennya terhadap perjanjian tersebut.
Presiden El Salvador Nayib Bukele membagikan pengumuman itu di platform X dengan caption singkat: “friends.” Duta Besarnya di Washington, Milena Mayorga, menyebut hubungan kedua negara kini telah “dibangun kembali berdasarkan kepercayaan dan penentuan nasib sendiri.”
Presiden Guatemala Bernardo Arevalo menilai perjanjian tersebut sebagai kabar baik bagi daya saing ekonomi negaranya.
Pemerintah Presiden Ekuador Daniel Noboa, yang selaras dengan AS dalam isu anti-narkotika dan migrasi, juga menyambut baik keputusan itu. Ekuador merupakan eksportir utama pisang, udang, dan minyak.













