Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - RIYADH. Arab Saudi tidak ingin melihat peningkatan lebih lanjut dari ketegangan di wilayah Timur Tengah, pasca pembunuhan Mayor Jenderal Iran Qassem Soleimani oleh militer Amerika Serikat (AS).
"Kami sangat senang situasi di kawasan tidak meningkat lebih jauh. (Ketegangan) ini tentu saja merupakan momen yang sangat berbahaya dan kita harus sadar akan risiko dan bahaya, tidak hanya untuk kawasan tetapi juga keamanan global," kata Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan di Riyadh, Senin (6/1).
"Kami berharap semua aktor mengambil semua langkah yang diperlukan untuk mencegah eskalasi dan provokasi lebih lanjut," ujarnya dalam media briefieng seperti dikutip Reuters.
Baca Juga: Ratusan ribu warga Iran menghadiri pemakaman Soleimani
Sementara Turki akan berupaya mengurangi ketegangan antara Iran dan AS. Bahkan, Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu mengatakan, dirinya sudah melakukan kontak dengan kedua pihak.
Sejak pembunuhan Soleimani, Cavusoglu menyebutkan, dia telah menghubungi melalui telepon rekan-rekannya dari Iran dan AS untuk membahas masalah tersebut.
Apakah Turki akan terbuka untuk menengahi antara Teheran dan Washington? Cavusoglu bilang, Turki akan mendukung langkah-langkah apa pun untuk meredakan ketegangan di kawasan Timur Tengah.
"Kami akan terus bekerja dengan negara-negara lain untuk menyelesaikan masalah ini atau mengurangi ketegangan dalam beberapa hari mendatang," sebut dia, Senin (6/1), seperti dilansir Reuters.
Baca Juga: Menlu Retno akan temui Dubes Iran dan AS minta agar menahan diri
Menurut Cavusoglu, ketegangan Iran-AS juga akan menjadi agenda kunjungan Presiden Rusia Vladimir Putin ke Turki pada Rabu (8/1). Ia menambahkan, Presiden Turki Tayyip Erdogan telah membahas masalah tersebut dengan Iran, Prancis, Irak, dan Qatar.
"Kekhawatiran kita bersama adalah Irak berubah menjadi zona konflik bagi negara-negara pihak ketiga. Ini adalah risiko yang sangat serius bagi Irak dan wilayah kita," kata Cavusoglu. "Karena itu, kami akan terus melakukan apa pun yang kami bisa untuk mengurangi siklus kekerasan".