Sumber: DW.com | Editor: Noverius Laoli
Itu terjadi sehari setelah Menteri Luar Negeri China Wang Yi memperingatkan para pemimpin di sekretariat Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di Jakarta, Indonesia, untuk tidak digunakan sebagai "bidak catur" oleh negara-negara besar.
China dan Filipina terlibat dalam perselisihan selama beberapa dekade atas petak Laut China Selatan, yang mencakup beberapa pulau kecil dan terumbu karang. Setiap negara mengklaim laut sebagai perairan penangkapan ikan bersejarah.
Baca Juga: Kapal Perang AS di Laut China Selatan, China Beri Peringatan Keras
Vietnam, Taiwan, Malaysia dan Brunei juga memiliki klaim yang tumpang tindih di laut.
Jalur air tersebut merupakan rute pelayaran global utama dan mengangkut barang senilai sekitar US$ 5 triliun (€5 triliun) setiap tahun.
Laut Cina Selatan juga diyakini kaya akan deposit minyak dan gas.