Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Departemen Keuangan Amerika Serikat mengumumkan sanksi baru terhadap lebih dari 30 individu dan entitas yang diduga menjadi bagian dari jaringan “shadow banking” Iran, yang mencuci miliaran dolar melalui sistem keuangan global.
Pengumuman ini disampaikan pada hari Jumat, di tengah upaya pemerintahan Presiden Donald Trump untuk merundingkan kesepakatan nuklir baru dengan Tehran.
Jaringan Shadow Banking Iran Jadi Sumber Dana Aktivitas Destabilisasi
Sanksi tersebut menargetkan warga negara Iran serta beberapa entitas yang beroperasi di Uni Emirat Arab dan Hong Kong. Setidaknya dua perusahaan yang dikenai sanksi diduga memiliki kaitan dengan perusahaan tanker nasional Iran (National Iranian Tanker Company).
Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menegaskan, "Sistem shadow banking Iran merupakan jalur vital bagi rezim tersebut untuk mengakses hasil penjualan minyaknya, memindahkan uang, dan mendanai aktivitas-aktivitas yang mendestabilisasi kawasan."
Baca Juga: Trump Desak The Fed Turunkan Suku Bunga Besar-besaran, Ini Alasannya
AS meyakini bahwa jaringan ini membantu Tehran membiayai program nuklir dan rudalnya serta mendukung kelompok militan proxy di berbagai negara Timur Tengah.
Sanksi Pertama Setelah Tekanan Maksimal Kembali Diberlakukan
Ini merupakan putaran pertama sanksi AS yang secara spesifik menargetkan infrastruktur shadow banking Iran sejak Presiden Trump kembali menerapkan kebijakan “maximum pressure” pada Februari lalu.
Perundingan antara Iran dan AS yang bertujuan menyelesaikan sengketa nuklir yang sudah berlangsung puluhan tahun kini terhenti akibat perbedaan pendapat terkait pengayaan uranium.
Individu dan Entitas Terkait Bersaudara Zarringhalam
Departemen Keuangan AS mengungkapkan bahwa individu dan entitas yang dikenai sanksi terkait dengan tiga bersaudara asal Iran, Mansour, Nasser, dan Fazlolah Zarringhalam, yang bersama-sama mencuci miliaran dolar melalui sistem keuangan internasional.
Para bersaudara ini diduga mengoperasikan rumah penukaran uang di Iran serta jaringan perusahaan palsu di Hong Kong dan Uni Emirat Arab. Namun, lokasi pasti mereka tidak diungkapkan oleh pihak AS.
Baca Juga: Hubungan Memanas! Elon Musk Serukan Pemakzulan Donald Trump
Peran Perusahaan Front dalam Memfasilitasi Pembayaran
Perusahaan-perusahaan front dalam jaringan ini diketahui membuka rekening dalam berbagai mata uang di sejumlah bank untuk memudahkan pembayaran atas nama entitas Iran yang diblokir, terutama yang menjual minyak Iran.
Kantor Pengawasan Aset Asing (Office of Foreign Assets Control/OFAC) menambahkan dua perusahaan, Ace Petrochem FZE dan Moderate General Trading LLC, keduanya terdaftar di Uni Emirat Arab, ke dalam daftar Specially Designated Nationals (SDN).
Ini berarti aset mereka di AS dibekukan. Kedua perusahaan ini diduga terkait dengan National Iranian Tanker Company, yang sudah dikenai sanksi AS karena ekspor minyak Iran.