kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   -25.000   -1,30%
  • USD/IDR 16.295   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

AS Kenakan Sanksi Baru Jaringan 'Shadow Banking' Iran yang Cuci Miliaran Dolar


Sabtu, 07 Juni 2025 / 12:12 WIB
AS Kenakan Sanksi Baru Jaringan 'Shadow Banking' Iran yang Cuci Miliaran Dolar
ILUSTRASI. Departemen Keuangan AS umumkan sanksi baru terhadap lebih dari 30 individu dan entitas yang diduga jadi bagian dari jaringan shadow banking Iran. REUTERS/ Patrick T. Fallon TPX IMAGES OF THE DAY


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Departemen Keuangan Amerika Serikat mengumumkan sanksi baru terhadap lebih dari 30 individu dan entitas yang diduga menjadi bagian dari jaringan “shadow banking” Iran, yang mencuci miliaran dolar melalui sistem keuangan global.

Pengumuman ini disampaikan pada hari Jumat, di tengah upaya pemerintahan Presiden Donald Trump untuk merundingkan kesepakatan nuklir baru dengan Tehran.

Jaringan Shadow Banking Iran Jadi Sumber Dana Aktivitas Destabilisasi

Sanksi tersebut menargetkan warga negara Iran serta beberapa entitas yang beroperasi di Uni Emirat Arab dan Hong Kong. Setidaknya dua perusahaan yang dikenai sanksi diduga memiliki kaitan dengan perusahaan tanker nasional Iran (National Iranian Tanker Company).

Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menegaskan, "Sistem shadow banking Iran merupakan jalur vital bagi rezim tersebut untuk mengakses hasil penjualan minyaknya, memindahkan uang, dan mendanai aktivitas-aktivitas yang mendestabilisasi kawasan."

Baca Juga: Trump Desak The Fed Turunkan Suku Bunga Besar-besaran, Ini Alasannya

AS meyakini bahwa jaringan ini membantu Tehran membiayai program nuklir dan rudalnya serta mendukung kelompok militan proxy di berbagai negara Timur Tengah.

Sanksi Pertama Setelah Tekanan Maksimal Kembali Diberlakukan

Ini merupakan putaran pertama sanksi AS yang secara spesifik menargetkan infrastruktur shadow banking Iran sejak Presiden Trump kembali menerapkan kebijakan “maximum pressure” pada Februari lalu.

Perundingan antara Iran dan AS yang bertujuan menyelesaikan sengketa nuklir yang sudah berlangsung puluhan tahun kini terhenti akibat perbedaan pendapat terkait pengayaan uranium.

Individu dan Entitas Terkait Bersaudara Zarringhalam

Departemen Keuangan AS mengungkapkan bahwa individu dan entitas yang dikenai sanksi terkait dengan tiga bersaudara asal Iran, Mansour, Nasser, dan Fazlolah Zarringhalam, yang bersama-sama mencuci miliaran dolar melalui sistem keuangan internasional.

Para bersaudara ini diduga mengoperasikan rumah penukaran uang di Iran serta jaringan perusahaan palsu di Hong Kong dan Uni Emirat Arab. Namun, lokasi pasti mereka tidak diungkapkan oleh pihak AS.

Baca Juga: Hubungan Memanas! Elon Musk Serukan Pemakzulan Donald Trump

Peran Perusahaan Front dalam Memfasilitasi Pembayaran

Perusahaan-perusahaan front dalam jaringan ini diketahui membuka rekening dalam berbagai mata uang di sejumlah bank untuk memudahkan pembayaran atas nama entitas Iran yang diblokir, terutama yang menjual minyak Iran.

Kantor Pengawasan Aset Asing (Office of Foreign Assets Control/OFAC) menambahkan dua perusahaan, Ace Petrochem FZE dan Moderate General Trading LLC, keduanya terdaftar di Uni Emirat Arab, ke dalam daftar Specially Designated Nationals (SDN).

Ini berarti aset mereka di AS dibekukan. Kedua perusahaan ini diduga terkait dengan National Iranian Tanker Company, yang sudah dikenai sanksi AS karena ekspor minyak Iran.

Selanjutnya: Transaksi ATM Makin Sepi, Masyarakat Beralih Gunakan Platform Digital Non-Tunai

Menarik Dibaca: Ternyata Ini 6 Penyebab Muncul Keringat Berlebih Saat Tidur Malam




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×