Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hubungan antara Elon Musk dan Presiden AS Donald Trump kini memasuki fase paling panas. Dari yang dulunya tampak akrab, kini keduanya justru saling serang di ruang publik.
Mengutip Unilad, ketegangan ini memuncak setelah Musk mengundurkan diri dari Department of Government Efficiency (DOGE), lembaga federal yang didirikan Trump di masa jabatan keduanya.
Sejak saat itu, CEO Tesla dan SpaceX tersebut meluncurkan berbagai pernyataan tajam—mulai dari tuduhan keterlibatan Trump dalam berkas Jeffrey Epstein hingga menyetujui seruan pemakzulan. Berikut rangkuman lengkap drama yang tengah menggegerkan panggung politik dan teknologi dunia.
Seruan Pemakzulan: Musk Dukung JD Vance Gantikan Trump
Dalam salah satu unggahan di media sosial X (sebelumnya Twitter), Musk memberikan sinyal kuat bahwa ia mendukung pemakzulan Trump. Hal ini terlihat saat ia me-retweet unggahan seseorang yang menulis:
"President vs Elon. Who wins? My money's on Elon. Trump should be impeached and JD Vance should replace him."
Musk menjawab singkat namun tegas: “Yes”.
Baca Juga: Putri Elon Musk Sindir Perseteruan Ayahnya dengan Trump: 'Senang Saat Terbukti Benar'
Pernyataan ini langsung memicu spekulasi bahwa Musk kini berpihak pada Wakil Presiden JD Vance, yang selama ini dikenal lebih tenang dan moderat dibanding Trump.
Prediksi Resesi Akibat Tarif Trump
Musk juga melontarkan kritik terhadap kebijakan tarif perdagangan Trump yang belakangan menuai kecaman luas. Seorang pengguna X bertanya:
“Bolehkah saya sekarang mengatakan bahwa tarif Trump itu sangat bodoh?”
Musk merespons dengan lugas: “Tarif Trump akan menyebabkan resesi pada paruh kedua tahun ini.”
Pernyataan ini memperkuat ketegangan antara kalangan pro-Musk dan pendukung Trump, khususnya terkait dampak ekonomi dari kebijakan "America First" sang presiden.
Tuduhan Mengejutkan: Trump dalam Berkas Epstein?
Tuduhan paling eksplosif datang saat Musk mengklaim bahwa nama Donald Trump terdapat dalam dokumen rahasia kasus Jeffrey Epstein, yang hingga kini belum sepenuhnya dibuka ke publik.
Dalam cuitannya, Musk menulis:
“Saatnya menjatuhkan bom sesungguhnya: @realDonaldTrump ada dalam berkas Epstein. Itulah alasan sebenarnya kenapa dokumen-dokumen itu belum dipublikasikan. Semoga harimu menyenangkan, DJT!”
Baca Juga: Dari Sahabat Menjadi Musuh! Trump dan Elon Musk Resmi Berpisah Jalur Politik
Ia menambahkan: “Tandai postingan ini untuk masa depan. Kebenaran akan terungkap.”
Meski tidak memberikan bukti konkret, tuduhan ini langsung memicu kegemparan media. Namun, Juru Bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, dengan cepat membantahnya, menyebutnya sebagai "episode yang disayangkan dari Elon."
Ancaman Deaktivasi Dragon Spacecraft
Ketegangan juga merambah ranah kerja sama antariksa. Setelah Trump mengumumkan penghentian kontrak pemerintah dengan perusahaan-perusahaan milik Musk, termasuk SpaceX, sang miliarder mengancam akan menghentikan operasional pesawat luar angkasa Dragon.
Trump menulis di Truth Social:
“Cara termudah menghemat anggaran negara—miliaran dolar—adalah dengan mengakhiri subsidi dan kontrak pemerintah dengan Elon. Saya heran kenapa Biden tidak melakukannya dulu!”
Musk merespons:
“Mengingat pernyataan Presiden tentang pembatalan kontrak, @SpaceX akan mulai menonaktifkan pesawat Dragon segera.”
Namun, beberapa hari kemudian, Musk tampaknya menarik kembali ancaman tersebut dalam balasan ke pengguna lain:
“Kami tidak akan menonaktifkan Dragon.”
Baca Juga: Hubungan Memburuk, Trump dan Elon Musk Berseteru Soal RUU Pajak dan Belanja AS
Musk Sebut Trump "Pembohong"
Trump sempat menyatakan bahwa ia sendiri yang meminta Musk mundur dari DOGE karena “sudah kehabisan energi”. Ia juga mengklaim bahwa penghapusan Mandat Kendaraan Listrik adalah penyebab kemarahan Musk.
Trump menulis: “Saya yang memintanya keluar. Saya menghapus Mandat EV yang memaksa semua orang membeli mobil listrik yang tidak diinginkan siapa pun (yang dia tahu akan saya lakukan!), dan dia langsung GILA!”
Musk menanggapi dengan menuding Trump berbohong: “Itu kebohongan yang jelas. Sangat menyedihkan.”