kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

AS khawatir konflik Afghanistan berkembang menjadi perang sipil


Rabu, 04 Agustus 2021 / 07:19 WIB
AS khawatir konflik Afghanistan berkembang menjadi perang sipil
ILUSTRASI. Ratusan pria bersenjata menghadiri perkumpulan untuk mengumumkan dukungan mereka kepada pasukan keamanan Afghanistan dan mereka siap melawan Taliban, di pinggiran kota Kabul, Afghanistan, Rabu (23/6/2021).


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Amerika Serikat yang telah lama aktif di Afghanistan kini mengakui bahwa perang sipil di negara tersebut merupakan salah satu kekhawatiran terbesarnya di Timur Tengah.

Sejak AS resmi mengumumkan penarikan pasukan secara penuh pada bulan April, kondisi keamanan di Afghanistan terus memburuk. Serangkaian serangan terus datang dari kelompok Taliban.

Pembicaraan damai antara pemerintah Afghanistan dan negosiator Taliban dimulai tahun lalu di Doha, Qatar. Sayangnya, belum ada kemajuan substantif hingga saat ini.

Salah satu penyebab alotnya pembicaraan di Doha adalah Taliban yang menuntut bagian terbesar dari kekuasaan di setiap pemerintahan baru yang nantinya dibentuk di Afghanistan.

Baca Juga: China berharap Taliban bisa menghadirkan perdamaian di Afghanistan

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan bahwa Taliban justru melihat adanya manfaat dari pembicaraan tersebut, di mana mereka bisa lebih bersuara di kancah internasional.

"Jika mereka berusaha untuk menentang apa yang mereka katakan, maka mereka akan menjadi sampah internasional. Salah satu dari banyak kekhawatiran adalah bahwa hasilnya adalah perang saudara," ungkap Price, seperti dikutip Reuters.

Price juga prihatin dengan adanya bom mobil di Kabul pada hari Selasa (4/8), di mana serangan dilakukan di dekat "Zona Hijau" yang dijaga ketat dan menyebabkan tiga warga sipil dan tiga penyerangnya tewas.

"Itu memang menunjukkan semua ciri dari serentetan serangan Taliban yang telah kita lihat dalam beberapa pekan terakhir. Kami dengan tegas mengutuk pemboman itu," kata Price.

Dewan Keamanan PBB juga menyatakan keprihatinan mendalam mereka tentang tingginya tingkat kekerasan di Afghanistan setelah serangan militer Taliban, dan menyerukan pengurangan kekerasan dengan segera.

Dewan meminta Taliban dan pemerintah Afghanistan untuk lebih aktif terlibat dalam proses perdamaian yang inklusif, dipimpin oleh Afghanistan dan dimiliki oleh Afghanistan.

Selanjutnya: Terus digempur Taliban, AS teruskan bantuan keamanan udara ke Afghanistan




TERBARU

[X]
×