Sumber: Bloomberg | Editor: Syamsul Azhar
WASHINGTON. Amerika Amerika kian takut menghadapi ancaman teror. Saat ini negeri paman sam ini tengah meningkatkan pengamanan seluruh penerbangan. Terutama penumpang yang berasal dari Kuba, Iran, Sudan, dan Syiria. Penumpang dari negara lain yang mendapat perhatian khusus adalah yang berasal dari Afhnganistan, Aljazair, Irak, Lebanon, Libiya, Nigeria, Pakistan, Saudi Arabia, Somalia dan Yaman.
Dalam pengumuman hari ini Administratur Keamanan Transportasi AS menyatakan, semua penumpang pesawat yang datang ke Amerika Serikat harus melalui pemeriksaan super ketat. Pengetatan keamanan ini mereka lakukan lantaran pada 25 Desember lalu seorang penumpang pesawat Northwest Airlines asal Nigeria yang terbang dari Belanda mencoba meledakkan bom di Bandara Detroit.
Pertnyataan Administratur Keamanan Transportasi (TSA) menyebutkan, "Setiap individu yang terbang ke Amerika Serikat dari manapun atau melalui negara apapun yang menyeponsori teroris atau untuk kepentingan negara lain, kami minta untuk melalui pemeriksaan yang lebih ketat."
Langkah pengetatan keamanan penerbangan untuk mengantisipasi terjadinya serangan teror ini meliputi, pembatasan barang bawaan di bagasi, dan memingkinkan pilot untuk meminta penumpang di penerbangan internasional ke Amerika Serikat untuk tetap tinggal di tempat duduk dalam satu jam terakhir penerbangan.
Administratur keselamatan penerbangan AS juga memerintahkan penggunaan teknologi skrining yang lebih canggih, dan melakukan pemeriksaan secara acak terhadap penumpang penerbangan internasional menuju Amerika Serikat.
Sebelumnya, Perdana Menteri Inggris Gordon Brown menyatakan bandara Inggris akan menggunakan scanner seluruh tubuh untuk mencegah menyelundupan bahan peledak ke pesawat terbang. Pada 30 Desember 2009 Belanda juga menyatakan mulai menggunakan 15 scanner seluruh tubuh untuk semua penerbangan menuju Amerika Serikat.
Sekadar mengingatkan, peningkatan sistem keamanan penerbangan ini dilakukan karena 25 Desember lalu seorang warga negara Nigeria bernama Umar Farouk Abdulmutallab (23 tahun), telah menyelundupkan bahan peledak ke pesawat Northwes, dari bandara Schiphol Amsterdam Belanda. Penumpang dan kru pesawat akhirnya menangkap Umar saat hendak meledakkan bom tersebut.