kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45936,50   8,15   0.88%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

AS mengakui ada kesalahan dalam serangan drone yang tewaskan 10 warga sipil di Kabul


Kamis, 04 November 2021 / 14:09 WIB
AS mengakui ada kesalahan dalam serangan drone yang tewaskan 10 warga sipil di Kabul
ILUSTRASI. Prajurit Taliban berdiri di depan tulisan Bandara Internasional Kabul di Kabul, Afganistan, Kamis (9/9/2021).


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Departemen Pertahanan AS (Pentagon) mengakui ada kesalahan dalam serangan drone di Kabul yang menewaskan 10 warga sipil pada Agustus lalu. Salah satunya adalah tidak menyadari kehadiran anak-anak beberapa saat sebelum serangan itu.

Dalam laporan penyelidikannya, Pentagon mengatakan, serangan tersebut menargetkan seorang pengebom bunuh diri ISIS yang menjadi ancaman bagi pasukan pimpinan AS di Bandara Kabul saat menyelesaikan tahap terakhir penarikan mereka dari Afghanistan.

Pada 29 Agustus lalu, militer AS menembakkan rudal Hellfire ke sedan putih yang dikendarai oleh Zemari Ahmadi, seorang warga sipil, di Kabul. Sebanyak 10 anggota keluarga Ahmadi tewas dalam serangan, yang awalnya diklaim AS dilakukan dengan benar, tersebut.

Baca Juga: Taliban resmi melarang penggunaan mata uang asing di Afghanistan

Dilansir dari Reuters, jatuhnya korban sipil dalam serangan tersebut disebabkan oleh kesalahan eksekusi, menafsirkan informasi yang mendukung sudut pandang tertentu, dan gangguan komunikasi.

"Sungguh kesalahan yang disesalkan. Ini kesalahan yang jujur," kata Letnan Jenderal Sami Said, Inspektur Jenderal Angkatan Udara AS.

Saat melakukan tinjauan data dan rekaman video, tim investigasi menemukan bukti ada satu anak di dekat target sekitar dua menit sebelum pelatuk ditarik pada serangan drone.

Said, yang memimpin investigasi, mengakui, kehadiran anak tersebut memang sangat mudah untuk dilewatkan pada saat serangan dilakukan. Sosoknya baru terlihat jelas melalui rekaman video pemantau.

Baca Juga: Taliban: AS melanggar semua hukum internasional dengan mengirim drone

Terkait konsekuensi yang akan diambil pihak militer, Said mengatakan, semuanya akan tergantung pada komandan. Said sendiri mengaku tidak menyarankan ada tindakan disipliner pada petugas yang bertanggungjawab atas serangan tersebut.

Serangan itu terjadi beberapa hari setelah bom bunuh diri oleh ISIS menewaskan 13 tentara AS dan sejumlah warga sipil Afghanistan yang telah berkerumun di luar gerbang Bandara Kabul untuk meninggalkan negaranya setelah dikuasai Taliban.

Islamic State Khorasan (ISIS-K), afiliasi militan yang sebelumnya memerangi pasukan AS di Suriah dan Irak, mengaku bertanggungjawab atas serangan itu.

Serangan bom bunuh diri kali ini sekaligus menandai korban militer AS pertama di Afghanistan sejak Februari 2020. Insiden yang menewaskan 13 prajurit ini juga merupakan insiden paling mematikan bagi pasukan AS di Afghanistan dalam satu dekade.

Selanjutnya: Kutuk aksi ISIS di bandara Kabul, Biden: Kami akan memburu kalian!




TERBARU

[X]
×