kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.905.000   -23.000   -1,19%
  • USD/IDR 16.600   -70,00   -0,42%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

AS Terancam Gagal Bayar, Menteri Keuangan Desak Kongres Segera Naikkan Batas Utang


Senin, 12 Mei 2025 / 01:10 WIB
AS Terancam Gagal Bayar, Menteri Keuangan Desak Kongres Segera Naikkan Batas Utang
ILUSTRASI. Menteri Keuangan AS Scott Bessent menanggapi pertanyaan selama konferensi pers di Gedung Putih di Washington, AS, 29 April 2025. REUTERS/Leah Millis


Sumber: Russia Today | Editor: Syamsul Azhar

KONTAN.CO.ID - Amerika Serikat menghadapi ancaman gagal bayar atas kewajiban fiskalnya paling cepat pada bulan Agustus 2025. Menteri Keuangan AS Scott Bessent memperingatkan bahwa waktu semakin sempit bagi Kongres untuk menaikkan atau menangguhkan pagu utang agar pemerintah federal tidak kehabisan dana operasional.

Dalam surat resminya kepada Ketua DPR Mike Johnson, yang dirilis pada Jumat (10/5), Bessent menegaskan bahwa Kongres harus bertindak sebelum reses musim panas. Ia mendesak agar keputusan terkait pagu utang diselesaikan paling lambat pertengahan Juli.

Baca Juga: Menhan India: Operasi Sindoor Ketegasan Terhadap Teroris, Bukan Cuma Aksi Militer

"Saya dengan hormat mendesak Kongres untuk menaikkan atau menangguhkan batas utang pada pertengahan Juli, sebelum batas waktu yang dijadwalkan, untuk melindungi kepercayaan dan kredit penuh Amerika Serikat," tulis Bessent seperti dikutip Russia Today.

AS secara teknis telah menyentuh batas utangnya sebesar US$ 36,1 triliun sejak Januari lalu. Namun, melalui sejumlah "langkah luar biasa" seperti menangguhkan transfer ke dana pensiun federal, Departemen Keuangan masih bisa mempertahankan arus kas dan menghindari gagal bayar.

Kini, total utang pemerintah AS tercatat naik menjadi US$ 36,2 triliun. Dengan semakin menipisnya ruang fiskal, Bessent menyebut ada “kemungkinan yang wajar” bahwa langkah darurat tersebut akan habis pada Agustus 2025 mendatang.

Bessent juga memperingatkan bahwa keterlambatan dalam keputusan ini berisiko menimbulkan ketidakpastian di pasar keuangan, merusak kepercayaan konsumen dan bisnis, hingga meningkatkan beban bunga pinjaman bagi negara.

“Menunggu hingga menit terakhir dapat menimbulkan dampak buruk yang serius,” ujarnya.

Sementara itu, Partai Republik tengah menyusun rancangan undang-undang untuk menaikkan batas utang hingga US$ 5 triliun, sebagian besar melalui perpanjangan pemotongan pajak era Presiden Donald Trump pada 2017. Namun, negosiasi antara partai di Kongres dikabarkan berjalan lambat.

Sebagai catatan, batas utang telah dinaikkan tiga kali selama masa pemerintahan Presiden Joe Biden. Mantan Presiden Trump bahkan menyarankan agar pagu utang dihapuskan sepenuhnya, menyebutnya sebagai “formalitas yang tidak berguna”.

Dalam sidang sebelumnya di Komite Alokasi DPR, Bessent menegaskan bahwa AS tidak akan membiarkan gagal bayar terjadi. "Pemerintah AS tidak akan pernah gagal bayar. Departemen Keuangan akan memastikan batas utang dinaikkan," katanya menegaskan.

Lembaga independen Congressional Budget Office juga memproyeksikan bahwa langkah-langkah darurat fiskal akan habis antara Agustus hingga September tahun ini.



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×